Selasa, 24 November 2020

Bagaimana Anak-anak dan Orang Tua Dapat Mengelola Pembelajaran di Rumah

Pandemi COVID-19 telah berdampak terhadap pendidikan dan memaksa orang tua dan siswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh. Meskipun pembelajaran di rumah masih dianggap sebagai metode terbaik dan teraman untuk anak-anak selama pandemi, hal itu juga menambah stres bagi orang tua.

Survei internal oleh Tanoto Foundation, organisasi filantropi pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, menemukan bahwa 56 persen orang tua dengan anak usia sekolah dan 34 persen orang tua yang memiliki anak usia sekolah menengah pertama yang merasa stres dan bosan saat mendampingi anak-anak belajar di rumah.

Di antara orang tua yang memiliki anak di SMP, 28 persen mengatakan mereka merasa sulit untuk menjelaskan mata pelajaran tertentu dan 24 persen mengatakan mereka tidak memahami materi pembelajaran.

Menanggapi masalah tersebut, Ahli Parenting Chyntia Poedjokerto dari Wellness Indonesia Counseling and Education Center membagikan tips bagaimana orang tua dapat mengelola stres mereka selama belajar di rumah.

Pertama dan terpenting, Chyntia menyarankan para orang tua untuk menetapkan tata tertib dengan membuat jadwal, sehingga kegiatan belajar di rumah lebih dapat diprediksi, diatur dan seimbang.

“Sekolah dan rumah memiliki sifat yang berbeda. Sekolah memiliki lingkungan yang lebih terstruktur dan dapat diprediksi, ”katanya saat mengisi webinar Tanoto Foundation “Orang Tua Sahabat Belajar Anak”. Penjadwalan dan ketertiban sangat penting, tegasnya, karena anak-anak tidak punya pilihan selain belajar di rumah.

Chyntia merekomendasikan agar orang tua berbicara dengan sekolah saat menyusun jadwal kegiatan, dan melihat kegiatan mana yang dapat dilakukan anak-anak sendiri, dan mana yang membutuhkan pengawasan.

Orang tua juga harus menjadwalkan kegiatan rutin, seperti berolahraga dan waktu keluarga, di sela-sela kegiatan belajar. Cara lain untuk mendukung pembelajaran di rumah adalah bagi orang tua untuk mengatur ulang pengaturan rumah mereka dan membuatnya lebih nyaman untuk anak-anak.

Chyntia juga mendorong para orang tua untuk mengajari anak-anak mereka keterampilan belajar serta keterampilan hidup. Keterampilan belajar meliputi memahami dan meringkas suatu pokok bahasan dan bagaimana tetap fokus, sedangkan kecakapan hidup adalah ketrampilan yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, seperti membuat sarapan dan mencuci piring.

“Orang tua akan merasa stresnya berkurang jika anak mereka lebih mandiri,” katanya. Terakhir, Chyntia merekomendasikan agar orang tua menyampaikan harapan mereka dengan jelas kepada anak-anak mereka.

Juga selama webinar, Direktur Akademik Sekolah Cikal Tari Sandojo mengatakan penting bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam pembelajaran di rumah.

“Kita harus memahami bahwa orang tua adalah pendamping belajar anak-anak mereka,” katanya, menggarisbawahi bahwa orang tua tidak boleh mencoba untuk mengisi peran sebagai guru yang terlatih.

Tari mengakui, bagaimanapun, bahwa setiap keluarga itu berbeda, sehingga orang tua harus berkomunikasi dan bekerjasama dengan sekolah anak mereka.

Sementara itu, orang tua dapat mencoba mengidentifikasi kecerdasan alami anak-anak mereka dan merancang kegiatan belajar mereka di sekitarnya. Misalnya, Tari menyarankan penggunaan materi pembelajaran visual untuk anak-anak yang mendemonstrasikan kecerdasan visual-spasial.

Artikel ini telah tayang di thejakartapost.com dengan judul “How kids, parents can manage at-home learning”. Klik di sini selengkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments