Selasa, 12 Desember 2023

Vina Muliana: Generasi Muda Harus Punya Soft Skill Ini!

Persiapan kerja menjadi topik yang paling sering diulas oleh Vina Muliana pada laman media sosialnya. Sebagai seorang praktisi SDM dan konten kreator edukasi, ia sering membagikan edukasi tentang apa saja yang tim HRD lihat dari seorang pelamar kerja, serta cara mempersiapkan CV dan wawancara kerja yang benar.

Pada episode Bincang Inspiratif kali ini, dipandu oleh Danar Gumilang, Vina Muliana bercerita tentang pentingnya persiapan kerja yang matang, serta cara Gen Z mengembangkan potensi diri dan 21st century skills untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Persiapan CV dan interview kerja 

CV tentunya menjadi hal penting yang perlu disiapkan oleh fresh graduate. Vina menjelaskan, sebuah CV bagaikan sebuah brosur untuk memasarkan diri. Dari pengalamannya, ada dua kesalahan yang sering dilakukan pelamar kerja. Pertama, CV yang dibuat terlalu penuh dengan informasi sehingga tidak fokus. Kedua, CV tidak di-personalized atau disesuaikan dengan perusahaan dan posisi yang ditawarkan. Layout CV perlu dibuat secara profesional, dan jika memungkinkan, kuantifikasi pencapaian atau prestasimu dengan angka agar lebih terukur.

Tapi di luar CV, ternyata ada banyak hal lain yang dicek oleh HRD saat melakukan pengecekan latar belakang. Salah satu yang paling penting menurut Vina adalah jejak digital. Hal ini karena seorang recruiter tidak akan bisa menilai seseorang sepenuhnya dari 30 menit sesi interview saja.

Selanjutnya, saat melakukan sesi interview kerja, posisikan dirimu setara dengan perusahaan dan datanglah dengan persiapan dan riset yang matang. Pastikan penampilanmu juga rapi dan profesional, karena ini merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang penting dan diperhatikan oleh HRD.

Self-discovery untuk menemukan clarity

Menurut Vina, sebelum masuk ke dunia profesional, seorang fresh graduate perlu mempersiapkan 3C: Clarity, Competitiveness, dan Connections. Aspek paling penting adalah clarity atau kejelasan tentang minat dan kapabilitas diri, serta karir yang diinginkan. Kedua, competitiveness berkaitan dengan penguasaan kompetensi yang sesuai agar bisa bersaing di pasar dengan pelamar lainnya. Ketiga, connections berkaitan dengan cara membangun relasi.

Vina menjelaskan bahwa walaupun pembuatan CV dan persiapan wawancara itu penting, persiapan pertama yang harus dilakukan setelah lulus adalah menyisihkan waktu untuk mengobrol dengan diri sendiri dan melakukan self-discovery. Hal ini dilakukan untuk benar-benar tahu apa yang kita ingin lakukan, apa minat kita, dan apakah kita memiliki kapabilitas di bidang itu. Tanpa persiapan ini, sebagus apapun CV yang dibuat, selancar apapun wawancara kerja, dan sebagus apapun perusahaan yang menerima kita, pada akhirnya kita akan selalu merasa tersesat karena tidak paham akan clarity atau kejelasan diri sendiri.

Peran Gen Z dalam pencapaian Indonesia Emas 2045

Gen Z dan Gen Alpha sebagai generasi muda Indonesia memiliki peran penting untuk mendukung kesuksesan Indonesia Emas 2045. Hal ini karena pada tahun tersebut, Indonesia akan memiliki lebih dari 270 juta jiwa angkatan kerja produktif yang akan menjadi urutan ke-5 terbanyak di dunia. Jika tidak dimanfaatkan, bonus demografi ini tidak akan terulang lagi, karena fenomena ini umumnya terjadi sekitar 100 tahun sekali dalam suatu negara.

Menurut Vina, generasi muda perlu terus memaksimalkan potensi diri agar bisa tumbuh menjadi SDM Unggul. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan konsisten mengasah kapabilitas dan skill. Caranya bisa dengan bergabung ke dalam komunitas, mencari mentor untuk mendapatkan ilmu, dan melakukan eksplorasi diri. Yang paling penting, pesan Vina, jangan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Fokuslah untuk meningkatkan kapabilitas diri dan percayalah bahwa tiap usaha yang dilakukan tidak sia-sia dan akan membawa dampak besar di kemudian hari.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments