Kamis, 31 Agustus 2023

Pemenuhan Kebutuhan Guru di Indonesia – Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

Berdasarkan penelitian, guru memiliki pengaruh sangat besar terhadap pencapaian siswa. Karena itu, dibutuhkan banyak guru berkualitas untuk memajukan sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini tidak dapat dilakukan sendirian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; kerja sama dengan berbagai pihak amat dibutuhkan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, swasta dan filantropi, hingga generasi muda yang perlu meningkatkan kompetensi diri dan minat untuk menjadi guru.

Dalam episode Unlocking Potential ini, Margaretha Ari Widowati, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, berbincang dengan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Keduanya membahas tentang usaha Kemdikbudristek dalam memenuhi kebutuhan guru yang berkualitas di Indonesia.

 

Strategi Kemdikbudristek

Meningkatkan jumlah guru berkualitas menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan Kemdikbudristek adalah dengan peningkatan kompetensi untuk guru dalam jabatan, serta penetapan kualifikasi dan kompetensi untuk guru-guru baru. Dalam hal kualifikasi, calon guru perlu memiliki gelar S1 ataupun D4, sedangkan dari segi kompetensi, mereka perlu memiliki sertifikat pendidik. Hal ini dilakukan sebagai strategi untuk mengatasi masalah yang masih ada pada sistem pendidikan Indonesia, di mana sebagian besar dari total 3 juta guru formal dan 1 juta guru non-formal di Indonesia masih belum bersertifikat.

 

Pencegahan Kekurangan Guru

Tiap tahun, sebanyak 70.000 guru sekolah negeri pensiun. Jumlah ini belum termasuk guru pensiun di sekolah swasta. Jika dibiarkan begitu saja tanpa adanya penambahan jumlah guru baru yang berkualitas, Indonesia diprediksi akan segera mengalami krisis guru hingga mencapai 1,3 juta guru pada tahun 2024. Untuk memitigasi potensi kekurangan guru tersebut, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menginisiasi program pengadaan 1 juta guru ASN P3K sejak tahun 2020. Pada tahun 2021 dan 2022, penambahan sebanyak 544.000 guru yang sudah disaring berdasarkan kompetensinya telah masuk ke dalam sistem pendidikan Indonesia. Di tahun ini, Kemdikbudristek juga berupaya untuk merekrut 600.000 guru.

Dalam memenuhi kekurangan guru tersebut, tentunya ada banyak tantangan yang dihadapi oleh Kemdikbudristek. Salah satu di antaranya adalah kebutuhan guru dari Kemdikbudristek yang belum terpenuhi oleh usulan dari pemerintah daerah. Untuk mengatasinya, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, telah mengusulkan pembuatan Ruang Talenta, yang berupa database atau talent pool guru-guru yang bisa diakses oleh para kepala sekolah Indonesia. Diharapkan dengan adanya Ruang Talenta, sekolah yang jumlah gurunya berkurang karena adanya guru yang pensiun dapat langsung dicarikan guru penggantinya tanpa perlu menunggu usulan dari pemerintah daerah. Sebaliknya, pemerintah daerah dapat berfokus pada aspek lain seperti pembinaan karir dan pengembangan kompetensi guru.

Tantangan lain yang dihadapi oleh Kemdikbudristek dalam memenuhi kebutuhan guru adalah rendahnya minat generasi muda untuk menjadi guru dan mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Diakui oleh Prof. Dr. Nunuk, program PPG Prajabatan yang sedang memasuki gelombang tiga saat ini belum cukup mendapat jumlah calon guru berkualitas yang sesuai harapan. Karena itu, beliau mengatakan, Kemdikbudristek menggandeng berbagai pihak, termasuk pihak swasta dan filantropi, untuk melakukan sosialisasi melalui podcast, dialog, hingga acara live. Banyak guru juga diundang oleh Kemdikbudristek untuk berbagi praktik baik dan pengalaman mereka selama menjadi guru pada generasi muda di sekolah, yang diharapkan dapat menumbuhkan minat mereka untuk menjadi tenaga pendidik di masa depan.

 

Peran Filantropi

Sebagai organisasi filantropi, Tanoto Foundation mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satunya dengan memfasilitasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Dinas Pendidikan, serta Kemdikbudristek untuk menyampaikan pada publik apa yang sedang menjadi kebutuhannya. Menurut Prof. Dr. Nunuk, gotong royong dengan pihak swasta dan filantropi adalah salah satu cara Kemdikbudristek menyukseskan tujuannya, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai peran organisasi masing-masing, mulai dari advokasi, penyiapan peserta, peningkatan kompetensi, bantuan untuk persiapan calon guru, hingga pendampingan untuk program PPG.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments