Rabu, 27 Februari 2019

Pelopor Pondok Baca di Sekolah Mitra Tanoto Foundation

Seorang pemimpin memiliki peran sangat penting dalam memajukan lingkungannya. Safriansah, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur membuktikan bahwa tekad yang kuat bisa mengatasi keterbatasan dan hambatan. Niat dan kerja keras Safriansah berhasil menghadirkan pondok baca di MIN I Kutai Kartanegara.

Ide mendirikan pondok baca muncul saat Safriansah berdiskusi dengan Azhar, guru di MAN I Kutai Kartanegara sekaligus fasilitator Program PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation di Kalimantan Timur. Mereka sepakat untuk menjalankan gerakan literasi di sekolah dan membuat fasilitas penunjangnya.

Safriansah pun kemudian mengatakan bahwa dia akan turun tangan langsung untuk memulainya. Hal pertama yang dilakukan Safriansah adalah membuat desain pondok baca, yaitu tempat murid-murid bisa membaca dengan nyaman. Setelah itu dia menyosialisasikan rencananya kepada guru-guru di sekolah. Dukungan datang dari para guru dengan menyumbang material yang diperlukan untuk membuat pondok baca.

Safriansah bukanlah orang yang hanya melempar ide, dia adalah tipe orang yang bergerak dan bertindak. Setelah material bangunan tersedia, dia langsung mengerjakan pondok baca sekolah dibantu penjaga sekolah dan petugas keamanan. Saat jam pulang sekolah Safriansah pulang sebentar untuk makan siang, istirahat, dan berganti baju. Setelah itu dia kembali ke sekolah dan beralih tugas menjadi tukang. Dia ikut mengerjakan pondok mulai dari memotong kayu, memaku, hingga memasang atap.

“Saya menukangi sendiri pendirian pondok baca agar fasilitas membaca dan belajar untuk murid tersedia dengan baik. Saya yakin ketersediaan fasilitas akan membuat budaya membaca dan belajar semakin meningkat,”

Safriansah.

Pondok baca tersebut selesai dalam waktu empat hari. Dua pondok baca berdiri kokoh, yaitu pondok berbentuk balai-balai dan pondok terbuka. Seperti perkiraan sebelum pembangunan, pondok baca tersebut menjadi tempat favorit murid-murid untuk membaca dan belajar.

Melihat respons yang sangat baik dari para murid, Safriansah dan para guru bersemangat untuk menambah fasilitas tempat baca. Pihak sekolah sekarang ini merencanakan pembangunan tiga titik taman baca. Hal ini untuk mengatasi kondisi pondok baca yang sering kali terlalu penuh.

Tidak berhenti pada pembangunan pondok baca, Safriansah mengajak guru-guru untuk membuat pojok baca di setiap kelas. Sekarang ini setiap kelas memiliki pojok baca. Jadi murid memiliki alternatif bahan bacaan dan tempat membaca. Keberhasilan pembangunan fasilitas fisik tidak membuat Safriansah puas. Dia sudah memiliki rencana ke depan untuk meningkatkan tradisi literasi para murid. Rencana yang akan dilakukan adalah meminta murid yang akan lulus menyumbangkan satu buku. Hal ini efektif untuk menambah koleksi bacaan perpustakaan sekolah dan murid pun memiliki pilihan bahan bacaan yang beragam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments