Rabu, 22 Juni 2022

Tips Jitu Ajarkan Anak Disiplin Ala Ersa Mayori

Melatih Disiplin Sejak Dini dengan Menyenangkan Ala Ersa Mayori

Setiap orang tua memiliki cara masing-masing untuk mengajarkan beragam hal kepada anaknya, termasuk bersikap disiplin. Namun, saat ini yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, orang tua memperkenalkan sikap disiplin dengan cara keras, seperti memberi hukuman dan lain sebagainya. Padahal, ada cara lebih efektif yang bisa dilakukan orang tua,lho!

Dalam episode terbaru Bincang Inspiratif kali ini, pembawa acara Bayu Oktara akan berbincang seru dengan aktris Indonesia, Ersa Mayori, terkait cara jitu ajarkan disiplin positif pada anak.

Hindari Mengancam Anak

Semenjak menjadi ibu dari dua orang anak perempuan, Ersa mengakui bahwa ia menemukan banyak tantangan dalam mengajarkan disiplin pada anaknya. Salah satu tantangan yang ia hadapi adalah, bagaimana orang tua juga perlu konsisten dalam menerapkan aturan yang mereka buat. Kegagalan untuk selalu konsisten ini yang sering kali menjadi hambatan orang tua untuk menerapkan sikap disiplin. Oleh karena itu, orang tua perlu membuat kesepakatan dengan si Kecil terkait peraturan yang sudah ditentukan.

Selain itu, ketika mengajarkan disiplin, Ersa menyebutkan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan memang perlu disesuaikan dengan tingkatan umur si Kecil, sebab tantangannya pun berbeda-beda. Salah satu contohnya, penerapan disiplin dengan metode ancaman.

Menurut Ersa, metode ini kurang efektif apalagi jika dilakukan dengan marah-marah. Dari pengalaman Ersa dan suami, mereka pun pernah berada di posisi tersebut, yang berujung pada penyesalan karena akhirnya anak hanya mengingat “marah-marahnya” saja, ketimbang pesan dan nasihat orang tua.

Konsekuensi, Bukan Hukuman

Berbicara soal disiplin, ketimbang menyebutnya hukuman, Ersa dan suami lebih memilih untuk menyebutnya dengan konsekuensi. Konsekuensi tersebut tentunya disepakati bersama oleh anak. Sehingga, baik orang tua maupun si Kecil saling mengerti kondisi satu sama lain.

Dengan mengajarkan anak soal konsekuensi, anak juga lebih bertanggung jawab dengan kewajiban-kewajibannya di rumah. Selain belajar soal tanggung jawab, Ersa juga mengajak anak berdiskusi soal konsekuensi, yang dapat membuat anak terlibat aktif dalam menyuarakan pendapatnya.

Tiga Fase Pola Pendidikan Anak

Dalam masyarakat, pola pendidikan anak terbagi menjadi 3 fase, yaitu tujuh tahun pertama, kedua dan ketiga. Menurut Ersa Mayori, ketika anak menginjak fase ketiga yaitu pada usia 17-18 tahun, peran orang tua hanya sebatas mendampingi. Peran orang tua yang paling utama sebetulnya ada ketika anak berada di fase tujuh tahun pertama dan kedua.

Dalam fase ini, orang tua perlu membimbing penuh anaknya dan mempersiapkan mereka untuk masuk dalam kehidupan bermasyarakat seperti berinteraksi dengan teman di sekolah, keluarga besar, bersikap di tempat umum dan lain sebagainya. Pelajaran tentang konsekuensi ini perlu diperkenalkan secara perlahan-lahan agar anak juga lebih paham bahwa semua tindakan yang ia lakukan pasti akan menimbulkan konsekuensi.

Terdapat pula tantangan lain bagi orang tua yang sedang mengajarkan perihal konsekuensi pada anak. Tantangan muncul ketika anak mulai lebih kritis dan lebih aktif bertanya. Untuk menghadapi hal ini, orang tua perlu lebih paham bahwa terdapat pendekatan berbeda-beda dalam membantu memahami anak memahami sesuatu.

Salah satu pendekatan yang dilakukan Ersa adalah dengan mengajak anak mengobrol santai sambil melakukan aktivitas yang ia sukai. Misalnya olahraga bersama, menonton film bersama, dan aktivitas favorit anak lainnya.

Apa saja tips jitu lainnya yang dilakukan Ersa Mayori dalam menerapkan kedisiplinan dalam diri anak-anaknya? Yuk, tonton selengkapnya di channel Youtube Tanoto Foundation.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments