Kamis, 16 Mei 2024

Berbagi Ilmu Parenting dalam Membangun Literasi dan Numerasi Sejak Dini

Podcast Bincang Inspiratif Live on Stage kembali hadir. Podcast yang menjadi tempat berbagi inspirasi seputar kesehatan ibu dan anak, edukasi, beasiswa, serta tips parenting yang diinisiasi Tanoto Foundation, kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu praktisi pendidikan yang juga peraih gelar master di bidang Educational Planning dari University College London (UCL) Galih Sulistyaningra dan public figure yang aktif membagikan tips parenting di akun media sosialnya Sophie Navita. Podcast yang berlangsung di Tanoto Foundation Impact Gallery ini dipandu oleh host Nucha Bachri yang juga merupakan founder Parentalk, sebuah platform digital komunitas parenting.

Podcast yang mengangkat topik “Bangun Literasi dan Numerasi untuk Masa Depan Anak” ini berlangsung interaktif serta informatif. Kedua narasumber membagikan tips parenting, bagaimana menanamkan minat baca hingga mengasah kemampuan literasi dan numerasi sejak dini.

Dalam perbincangan ini, Galih Sulistyaningra mengatakan, kemampuan literasi dan numerasi lebih luas dari sekadar baca, tulis, dan hitung (calistung) karena melibatkan kemampuan untuk memahami pelajaran. “Jadi, literasi dan numerasi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru Bahasa Indonesia, dan Matematika, tapi semua guru, termasuk orang tua dan pemangku kebijakan,” terangnya.

Menurut Galih yang juga berprofesi sebagai guru SD, kemampuan literasi dibangun tidak hanya dengan belajar membaca huruf, tapi juga melalui keterampilan melihat, mendengar, berbicara, dan menulis. Semua ini dibangun melalui interaksi yang intens dengan guru maupun orang tua di rumah. Sehingga, dibutuhkan keterlibatan yang solid dari guru dan orang tua.

Karena itu, ketika ada pertanyaan dari para guru terkait bagaimana tips agar murid bisa lebih bersemangat dalam belajar literasi dan numerasi, Galih menyebut bahwa guru harus lebih kreatif agar anak memiliki ketertarikan untuk membaca.

Misalnya, Kemendikbudristek menyediakan berbagai buku digital di platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) yang bisa diakses gratis oleh murid maupun guru. Sementara untuk buku-buku bacaan berbahasa Inggris, terdapat platform penyedia bacaan gratis seperti Letsreadasia.org.

Sementara untuk peningkatan kemampuan numerasi, perlu skema pengajaran numerasi yang mengasyikkan, sehingga siswa tidak takut atau bahkan bisa menikmati pelajaran matematika. Salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Tanoto Foundation adalah mengembangkan skema sistem Guru Kreatif Matematika Asyik (Gureametiks).

Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua untuk membangun kemampuan literasi dan numerasi anak? Public figure yang aktif membagikan tips parenting di akun media sosialnya, Sophie Navita, mengatakan jika kunci utama untuk dalam pengajaran literasi dan numerasi adalah disiplin. “Disiplin yang utama dan yang terberat,” jelasnya.

Menurut Sophie, ketika anak menginjak usia 3 tahun, maka pengenalan terhadap huruf dan angka sudah dilakukan, misalnya dengan mengajak berhitung dari angka 1 sampai 10. Karena itu, disiplin diperlukan agar anak bisa duduk dengan tenang dan menyimak apa yang diajarkan orang tua. “Misalnya hari ini hanya bisa 5 detik, besok bisa lebih lama lagi, ber-progress setiap hari,” terangnya.

Saksikan diskusi selengkapnya di video berikut ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments