Kamis, 17 Agustus 2023

Drs. Haryomo Dwi Putranto, M. Hum. ASN Kompeten untuk Membangun Ibu Kota Negara

Presiden Jokowi optimis bahwa perayaan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2024 akan dilaksanakan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai ibu kota Indonesia yang baru. Hal ini disertakan juga dengan perpindahan 100.000 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah direncanakan oleh Badan Kepegawaian Negara untuk mewujudkan IKN sebagai sebuah smart city.

Dalam episode Unlocking Potential ini, Michael Susanto, Head of Leadership and Development Tanoto Foundation berbincang dengan Drs. Haryomo Dwi Putranto, M. Hum., (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN). Keduanya membahas tentang kompetensi dan potensi ASN apa saja yang diperlukan dalam membangun Ibu kota Negara Nusantara dan upaya BKN dalam merencanakan perpindahan ASN.

Upaya perpindahan ASN ke IKN

Sejak 2022, BKN telah diberikan mandat untuk melakukan rancangan penyaringan ASN yang akan dipindahkan ke IKN. Untuk memastikan perpindahan berjalan dengan baik, BKN telah menyusun instrumen atau metode asesmen untuk memetakan kompetensi dan potensi. Hal ini karena IKN akan dikembangkan sebagai sebuah smart city atau kota pintar, sehingga ASN yang berada di dalamnya juga perlu menjadi smart ASN atau ASN pintar. ASN pintar yang memiliki kompetensi dan potensi tinggilah yang akan menjadi prioritas utama untuk dipindahkan ke IKN, sehingga diharapkan mereka dapat membuat pembangunan negara menjadi lebih merata.

Pemetaan penilaian kompetensi tersebut telah dilakukan secara bertahap sejak tahun lalu. Dari tahun 2022 hingga saat ini, sebanyak 46.970 pegawai negeri sipil telah berhasil dipetakan. Harapannya, pemetaan kompetensi berhasil diselesaikan pada semua ASN pada tahun 2024.

Memanfaatkan teknologi informasi

Menurut Drs. Haryomo, pemetaan penilaian kompetensi tersebut perlu dilakukan secara objektif. Karena itu, metode wawancara yang mungkin menimbulkan subjektivitas kini diubah menjadi pemanfaatan teknologi informasi. Dengan teknologi informasi, pemetaan bisa dilakukan secara efisien, akurat dan objektif. Teknologi ini pun telah diapresiasi oleh Public Service Division Singapura, yang telah meninjau langsung proses pemetaan di lapangan dengan teknologi informasi.

Untuk melakukan penyaringan ASN, tahap awal perlu dilakukan oleh instansi yang mengusulkan dan mendaftarkan ASN siapa saja yang akan diikutkan dalam pemetaan penilaian kompetensi. Pendaftaran dilakukan melalui aplikasi yang dibuat oleh BKN dan telah terintegrasi dengan sistem informasi ASN sehingga proses bisa lebih efisien. Dengan teknologi informasi yang dimiliki BKN pada pusat asesmen, BKN dapat melakukan pengolahan data dengan cepat, yang hasilnya kemudian diolah kembali oleh instansi untuk pengembangan dan penetapan pegawai yang hendak dipindahkan ke IKN. Jika terdapat kesenjangan dalam kompetensi ASN yang dimiliki, instansi dapat melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas ASN.

 

Kompetensi ASN

Untuk mewujudkan IKN sebagai sebuah smart city, smart ASN diperlukan dengan berbagai kompetensi yang dapat berguna untuk pembangunan ibukota yang baru. Beberapa di antaranya adalah kreativitas, regeneritas, inisiatif, kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah kompleks dan secara cepat, aktif belajar, kemampuan berpikir analitis, kepemimpinan, literasi digital, dan tentunya kompetensi teknis. Selain itu, menurut Drs. Haryomo, seorang ASN pintar perlu memiliki kecerdasan emosional, integritas, kemampuan mengelola stres, kemampuan bekerja sama dengan orang lain, serta kemampuan untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments