Jumat, 22 Mei 2015

Mengejar Cita-cita Sebagai Komunikator Andal

Kasyfil Syakirin lahir pada tanggal 9 September 1994. Sebagai anak pertama, Kasyfil diharapkan untuk menjadi penerus keluarga yang sukses. Ayahnya sangat memperhatikannya dalam hal pendidikan. Ia ingin Kasyfil suatu saat nanti bisa kuliah di luar negeri.

Prestasi akademik Kasyfil mulai menonjol sejak kelas satu SMP dengan nilai yang baik. Ia juga aktif berorganisasi sehingga terpilih menjadi ketua OSIS. Namun, dua minggu sebelum ujian akhir semester di kelas tiga SMP, ayahnya meninggal. Ini menjadi pukulan berat bagi Kasyfil. Sementara ujian semakin dekat, ia lebih banyak merenung dan berdiam diri. Lalu ia ingat pesan ayahnya untuk selalu berprestasi di sekolah. Kasyfil berusaha bangkit dari kesedihannya. Waktu persiapan yang sudah terbatas tak menghalanginya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, ia meraih nilai tertinggi di sekolahnya, lebih tinggi dari yang selama ini ia dapatkan.

Sepeninggal ayahnya, biaya pendidikan Kasyfil diambil alih oleh keluarganya. Di SMU, Kasyfil berhasil mempertahankan nilainya dan terpilih menjadi ketua OSIS di SMU 3 di Malang. Bahkan   ia menginisisasi sebuah forum bagi ketua OSIS di seluruh Kota Malang dan ia terpilih menjadi ketuanya.

Ada satu minat Kasyfil yang ingin ditekuni sebagai kariernya. Ia sangat tertarik dengan dunia komunikasi. Ia senang mengikuti kegiatan public speaking dan broadcasting. Aktivitasnya ini membuatnya kerap ditunjuk sebagai MC di acara-acara sekolah maupun kegiatan luar sekolah. Dalam sebuah kompetisi presenter tingkat nasional yang digelar Metro TV di Surabaya, ia meraih juara dua.

Minatnya terhadap dunia komunikasi pula yang membuatnya memilih Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Tidak ingin mengecewakan keluarga yang mendukungnya, Kasyfil semakin rajin belajar. Ia selalu meraih IPK tiga terbaik seangkatannya. Prestasinya ini pula yang membuka kesempatan untuk mendapat dukungan beasiswa dari Tanoto Foundation.

(Baca: Daftar Beasiswa Non-Ikatan Dinas)

Sebagai Tanoto Scholar, salah satu nilai yang didapatkan Kasyfil di Tanoto Foundation adalah, bahwa walaupun ia menghadapi masalah, yang bisa dilakukan adalah terus berjuang dan tidak menyerah pada keadaan. Kasyfil belajar dari pengalaman pendiri Tanoto Foundation, Bapak Sukanto Tanoto tidak patah semangat walaupun tidak dapat menyelesaikan pendidikan formalnya karena harus membantu keluarga. Beliau terus berusaha sehingga saat ini telah menjadi pengusaha yang sukses.

(Baca: Beasiswa Ikatan Dinas)

Di sela-sela kesibukan kuliah dan kegiatan berorganisasi, Kasyfil masih sempat menyalurkan minatnya di dunia broadcasting. Ia beberapa kali mengikuti casting di berbagai stasiun televisi. Sebagai hasil ketekunannya, ia diterima sebagai presenter di salah satu stasiun televisi asing di Jakarta.

Namun Kasyfil tidak mudah merasa puas dengan pencapaian ini. Ia masih mengusung cita-cita bekerja sebagai public relations di perusahaan multinasional. Ia juga ingin mewujudkan harapan ayahnya untuk bisa kuliah di luar negeri suatu saat nanti. Amerika Serikat adalah tujuannya, karena ia ingin mengembangkan ilmunya di bidang public relations.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments