Kamis, 4 Agustus 2022

Menyikapi Transisi Karakter Menuju Remaja Bersama Psikolog Ajeng Raviando

Setiap manusia pasti akan terus mencari jati diri selama hidupnya. Namun, ketika berbicara tentang remaja, akan selalu lebih spesial karena masa itu adalah masa peralihan dari anak-anak ke usia dewasa. Tantangan terberat masa transisi ini pun hadir antara umur 13-18 tahun.

Selama rentang waktu tersebut, pencarian jati diri ini bisa memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan karakter anak. Lalu, bagaimana cara orang tua menyikapinya dan sejauh apa peran tua dalam transisi karakter anak menuju remaja?

Dalam episode terbaru Bincang Inspiratif, pembawa acara Bayu Oktara berbincang bersama Psikolog Ajeng Raviando, terkait dengan transisi karakter menuju remaja.

 

Karakter anak yang muncul selama masa transisi

Ketika berbicara tentang anak yang sedang mengalami masa transisi, biasanya akan ada beberapa karakter baru yang muncul seiring dengan pencarian jati dirinya. Orang tua harus siap menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi ketika anak memasuki usia pre-teens atau pra-remaja (10-14 tahun) dan teens atau remaja (15-18 tahun).

Ajeng menegaskan, dalam masa ini anak cenderung lebih mendengarkan suara temannya daripada suara orang tua. Kemudian muncul karakter baru yang lebih kritis dan terkesan ingin memberontak. Anak-anak juga menjadi lebih sering mempertanyakan banyak hal yang terkadang belum siap untuk dijawab oleh orang tua. Jika tidak diatasi dengan baik, hal ini akan memicu kesenjangan generasi dan komunikasi antara orang tua dan anak.

Tak hanya itu, Ajeng juga menambahkan, jika dulu orang tua merupakan ‘dewa’ tempat anak bertanya dan berdiskusi, setelah memasuki masa peralihan biasanya anak tidak bertanya ke orang tuanya lagi. Terlebih, semakin berkembangnya teknologi, anak bisa mencari sendiri banyak hal yang ingin diketahui lewat Google maupun media sosial.

Informasi di masa sekarang juga sangat memengaruhi perkembangan anak-anak. Jadi, sebagai orang tua, hal terpenting yang bisa dilakukan adalah memahami tahap tumbuh kembang anak dengan melihat karakter yang muncul selama masa peralihan menuju remaja.

 

Memberikan pola kasih sayang yang tepat

Ketika anak menunjukkan karakter-karakter baru, biasanya orang tua menjadi lebih protektif sebagai bentuk dari pola kasih sayangnya. Namun, tak jarang anak justru merasa diberikan kasih sayang secara berlebihan hingga membuat mereka menutup diri. Ditambah lagi, Ajeng menjelaskan, faktor pandemi memiliki dampak signifikan pada perkembangan anak.

Selama masa pandemi, anak terbiasa melakukan aktivitas secara daring atau online di kamar. Jadi, meskipun secara fisik anak ada di rumah, tetapi cara anak berkomunikasi, belajar, dan bersosialisasi sangatlah berbeda dengan zaman orang tua dulu ketika masih remaja.

Melihat fakta tersebut, orang tua disarankan untuk lebih mengerti kondisi anak dan lingkungan sekitarnya. Hal ini bertujuan supaya orang tua bisa memberikan pola asuh serta kasih sayang yang tepat dan tidak membuat anak merasa kehilangan kebebasan untuk berekspresi dalam mencari jati dirinya.

 

Pendampingan untuk memilah informasi yang baik bagi si anak

Di zaman yang serba canggih ini, informasi sangat mudah untuk diakses. Namun, informasi yang berlimpah bisa membuat anak kesulitan memilah topik yang tepat bagi dirinya. Ajeng menuturkan, ketika anak dibanjiri informasi yang belum tentu benar, orang tua harus mengambil peran dalam mendampingi dan membantu menyaring informasi tersebut karena kapasitas anak dalam masa peralihan ini mungkin belum maksimal untuk menyaring informasi yang diterimanya.

Cara yang bisa dilakukan orang tua adalah menjadi pendengar yang aktif untuk si anak. Menurut Ajeng, orang tua harus meluangkan waktu, memprioritaskan kebutuhan anak, dan mendengarkan apa yang sedang mereka pikirkan atau rasakan. Pasalnya, seringkali orang tua berasumsi hal yang belum tentu benar. Dengan mendengarkan, orang tua menunjukkan rasa empati yang membuat anak lebih nyaman untuk mengomunikasikan banyak hal ke depannya.

Seperti apa tips lainnya dalam menyikapi transisi karakter anak menuju dewasa yang disampaikan oleh Psikolog Ajeng Raviando? Yuk, simak selengkapnya di channel YouTube Tanoto Foundation.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments