MenjadiTeladan

Jumat, 13 Maret 2020

Belajar ke Amerika Berkat Tanoto Foundation

Banyak mahasiswa punya impian mengikuti kompetisi atau konferensi di luar negeri dan saya bersyukur menjadi salah seorang yang berhasil mewujudkannya. Tidak hanya sekali, saya bisa berangkat ke konferensi dan mentoring di luar negeri sampai dua kali. Keduanya, berkat Tanoto Foundation.

Pertama saya ke Singapura untuk mengikuti Asia Student Leadership Conference (ASLC) pada 5-8 Juli 2019. Di ASLC saya berkumpul dengan perwakilan anak-anak muda Asia dan membahas isu penting yang dihadapi dunia mulai dari isu krisis pengungsi, ketidaksetaraan gender, akses kaum difabel, hingga penyalahgunaan media sosial. Hal menyenangkan dari ASLC adalah kami diajarkan kewirausahaan sosial dan saya bisa membangun jejaring dengan anak-anak muda hebat.

View this post on Instagram

Dua tim dari ITB dan Universitas Hasanuddin sedang berada di Amerika Serikat untuk mengikuti mentoring dari @whartonschool, University of Pennsylvania, sebagai kelanjutan atas keberhasilan mereka memenangi kompetisi Ideas 4 Action 2020 yang diselenggarakan Tanoto Foundation. Mereka menerima mentoring dari Professor Djordjija Petkoski yang juga Senior Fellow, Zicklin Center Business Ethics Research, lembaga yang bekerjasama dengan @worldbank mengadakan Ideas For Action. Tim @itb1920 membawa proposal eLarvae, sebuah inovasi untuk mengatasi persoalan sampah. Sementara tim @hasanuddin_univ membawa proposal WEHELP Online Consultant, sebuah aplikasi konsultasi hukum dan psikologi untuk perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. #sdgs #instaeducation #guru #teacher #instaschool #instacollege #education #school #college #life #learning #knowledge #philanthropy #humanity #love #people #student #indonesia #pendidikan

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on

Kesempatan kedua yang saya ikuti lebih menantang bagi saya yaitu mengikuti mentoring di The Wharton School of the University of Pennsylvania, Amerika Serikat pada 16-20 Februari 2020. Kesempatan ini saya dapat setelah tim saya WeHelp App memenangkan kompetisi Ideas for Action Incubator Competition (I4AIC) tingkat nasional. Partisipasi saya dan teman-teman mengikuti I4AIC berawal dari informasi yang saya dapat dari Tanoto Foundation.

Sebagai Tanoto Scholar, saya sering mendapatkan berbagai informasi menarik mengenai program kepemimpinan baik tingkat nasional, maupun internasional. Begitu mendapatkan informasi mengenai mengenai I4AIC, saya langsung mengajak teman-teman yang semuanya adalah Tanoto Scholars untuk mengikuti kompetisi ini. Kami lalu melakukan brainstorm dan akhirnya terpilih tema perlindungan perempuan dan anak di Makassar yang menurut data yang kami peroleh jumlah kasusnya cukup tinggi.

Kami lalu memutuskan untuk membuat aplikasi yang kami beri nama sama dengan kelompok kami yaitu WeHelp. Aplikasi ini nantinya memberikan bimbingan konsultasi online kepada korban tindak kekerasan, khususnya perempuan dan anak. Kami akan bekerja sama dengan konsultan hukum dan psikolog untuk menjadi konsultan sekaligus memberikan solusi terhadap para korban.

Alasan kami membuat aplikasi dan layanan konsultasi online karena korban tindak kekerasan biasanya sulit terbuka bila diminta melapor langsung. Melalui aplikasi online yang identitasnya dirahasiakan, menurut saya orang akan bisa lebih terbuka terhadap masalah yang mereka hadapi.

Ide perlindungan perempuan dan anak ini sebenarnya tidak lepas dari pengalaman pribadi saya di masa lalu. Waktu SMP, saya pernah menjadi Duta Anak Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Saat itu saya juga menjadi konselor sebaya, yang sering menerima curahan hati teman-teman.

Dari sinilah saya tahu bahwa terkadang orang yang memiliki masalah tidak berani bercerita, baik karena malu maupun takut. Sebagai milenial, melalui WeHelp App kami ingin membantu memberikan solusi yang terjadi di masyarakat agar kehidupan mereka lebih baik.

Ditulis oleh Nur Efendi Darming, Tanoto Scholar Universitas Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

AUTHOR

NurEfendiDarming