“Terima Kasih” – Selayang Surat dari Para Tanoto Scholars di Singapura

Tahun 2006 menandai pertama kalinya Tanoto Foundation memberikan beasiswa kepada sejumlah pelajar di Singapura. Hingga saat ini, anggota komunitas Tanoto Scholars yang bersekolah di Singapura telah berjumlah 156 orang.
Pada tahun 2020, total beasiswa bagi para pelajar di Singapura mencapai nilai $740.000. Di tahun itu, terdapat 45 Tanoto Scholars yang aktif dan 23 di antaranya melanjutkan program beasiswa mereka.
Beasiswa Tanoto dibagikan berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk pencapaian dan kekuatan karakter. Kami juga terus mengikuti perkembangan para penerima beasiswa dan dengan cermat memantau serta mendukung perjalanan mereka meniti ilmu.
Selain beasiswa, kami pun menyediakan berbagai kesempatan belajar, workshop, dan seminar dalam bidang kepemimpinan. Kami selalu berupaya gigih guna menciptakan generasi pemimpin yang siap dengan bekal kemampuan ilmiah sekaligus keterampilan non-akademis untuk bisa berkontribusi dalam masyarakat.
Ada kalanya kami menerima surat-surat mengharukan berisi rasa terima kasih dari para Tanoto Scholars. Surat-surat ini mengingatkan kami untuk terus melanjutkan perjalanan untuk membantu dan menginspirasi sebuah generasi sehingga mereka bisa berada di tempat lebih baik dan dapat menginspirasi generasi berikutnya.
Berikut adalah beberapa surat sebagai saksi dari berbagai tantangan dan kesempatan yang dihadapi oleh para Tanoto Scholars di Singapura, berikut aspirasi mereka. Kami sungguh berharap supaya surat-surat ini dapat menggugah kita semua untuk terus berkontribusi kepada masyarakat.
Violin Yapputri
Kepada YTH Bapak Tanoto,
Terima kasih!
Rasa terima kasih saya tak cukup bila diungkapkan melalui kata-kata, namun saya ingin mengucapkan bahwa saya sangat bersyukur dan bangga telah dipercaya menerima Beasiswa Tanoto Foundation.
Saya berharap visi Tanoto Foundation dapat terus dijaga dan diwujudkan di masa depan, serta membawa kebaikan bagi ribuan, bahkan jutaan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya sangat senang bila ada kesempatan untuk bertemu dengan tim dari Tanoto Foundation secara langsung, maupun mengikuti acara-acaranya.
Saya juga berharap pesan singkat ini dapat membuat Anda tersenyum, selebar senyum orang tua saya ketika mereka tahu bahwa saya berhasil menerima beasiswa dari Tanoto Foundation.
Saya selalu mendoakan semoga semua orang sehat dan bahagia.
Sebelum saya memutuskan untuk belajar di Nanyang Technological University (NTU), banyak sekali pertimbangan dan perhitungan yang harus saya lakukan, meski telah mendapat surat penerimaan. Pilihannya sangat sulit, mengingat kondisi keluarga kami dan kebutuhan finansial untuk lanjut bersekolah di NTU.
Ini adalah jawaban saya ketika saya mendapat pertanyaan, “Mengapa kamu bekerja secara paruh waktu?” dalam wawancara; “Paling tidak, saya ingin bertanggung jawab untuk pengeluaran saya sendiri.”
Maka, saya merasa sangat berterima kasih bisa mendapat beasiswa ini, yang juga membuktikan bahwa keputusan saya untuk bersekolah di NTU tidak salah. Beasiswa ini punya makna lebih besar dibanding soal uang semata. Bahwa orang tua saya bisa hidup dengan tenang tanpa harus khawatir soal biaya pendidikan saya adalah hadiah paling berharga yang pernah saya terima.
Sekali lagi, terima kasih yang tak terhingga!
Violin Yapputri
Teknik Informasi dan Media, Tingkat 2
Benz Koh
YTH Bapak Tanoto,
Nama saya Benz, saat ini di Tingkat 5 Kedokteran di NUS Yong Loo Lin School of Medicine. Tahun ini merupakan yang keempat kali saya menerima Tanoto Foundation Scholarship. Sungguh sebuah keistimewaan bagi saya untuk menjadi bagian dari beasiswa ini, tidak hanya dari segi keuangan yang berdampak besar bagi keluarga dan saya sendiri, tapi juga bahwa ini adalah kesempatan menjadi bagian dari Keluarga Tanoto yang hangat dan terbuka.
Sepanjang perjalanan saya menjadi Tanoto Scholar, saya telah mengembangkan berbagai keterampilan dan mempelajari nilai-nilai yang melampaui dukungan biaya dari sebuah beasiswa. Bapak Tanoto memiliki visi bahwa tak boleh ada anak yang tidak bersekolah karena masalah biaya, visi ini tercipta d masa muda beliau saat ia harus bergantung pada diri sendiri hingga mencapai taraf kesuksesan seperti sekarang.
Berkat pengalamannya, ia kemudian membantu murid-murid di seluruh dunia dengan beasiswa sehingga mereka dapat bersekolah tanpa menyimpan kekhawatiran soal biaya. Kemurahan hatinya dan kontribusinya kepada masyarakat adalah bagian dari nilai-nilai yang Bapak Tanoto harapkan juga tertanam dalam Tanoto Scholars. Dan untuk itu, ia sangat berhasil.
Salah satu syarat beasiswa dari Tanoto Foundation adalah para Scholars dapat merencanakan maupun menjalani Proyek Layanan Masyarakat Luar Negeri bagi daerah Kerinci di Indonesia, untuk membantu komunitas yang membutuhkan. Kami juga diharapkan untuk menyebarkan pesan dari Bapak Tanoto. Para Scholars tidak pernah melihat proyek ini sebagai beban atau tugas tambahan, melainkan sebagai kesempatan untuk mengulurkan tangan bagi mereka yang memerlukan bantuan.
Dari permulaan yang sederhana delapan tahun lalu sebagai proyek pendidikan dan kontribusi, Proyek Sukacita telah berkembang menjadi proyek yang berfokus pada pendidikan, pemantauan kesehatan, dan hidup secara sehat. Diadakan setiap tahunnya, proyek ini berjalan selama 2 minggu oleh 30 anggotanya.
Saat ini, Proyek Sukacita terdiri dari 1 minggu pendidikan Bahasa Inggris dan Aritmatika, serta 1 minggu pemantauan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi anak-anak dan orang dewasa. Kami juga memiliki tujuan jangka panjang seperti memantau proporsi makanan dalam bekal makan siang, juga sesi bulanan dengan orang tua untuk memberikan berbagai masukan yang bermanfaat.
Proyek Sukacita berhasil berkat dukungan dari Tanoto Foundation serta kerja keras dari semua Scholars yang telah menerapkan nilai-nilai kemurahan hati dan rasa syukur yang dipelajari dari Bapak Tanoto. Saya mensyukuri kesempatan untuk terlibat dalam program ini, yang memungkinkan saya untuk belajar tentang kekuatan diri sendiri, keterampilan berorganisasi, dan bagaimana mengembangkan rasa welas asih. Nilai-nilai dan keterampilan ini hanya bisa saya dapatkan melalui Tanoto Foundation.
Di tahun pertama saya, saya terlibat dalam kegiatan pemantauan kesehatan dan merasa bersyukur atas bimbingan serta kesabaran para senior yang memandu saya dalam proses perencanaan. Mereka juga mengajarkan saya betapa pentingnya untuk berpikir tentang kemajuan sebuah komunitas dalam setiap kesempatan.
Dalam kesempatan pertama, saya menyaksikan bagaimana proyek ini berdampak besar bagi sebuah komunitasdan dari situlah saya semakin termotivasi untuk terlibat lebih jauh. Saya menyaksikan komunitas yang awalnya skeptis tentang nilai-nilai hidup yang sehat, dan bagaimana kami dapat membantu mereka. Saya mendapatkan perspektif baru untuk bisa memahami dan berkomunikasi dengan lebih baik dengan berbagai orang.
Di tahun kedua, saya sangat terlibat dalam administrasi proyek tersebut dan berperan di departemen Operasional dan Pendidikan. Ini pengalaman berbeda lagi bagi saya, karena saya dituntut untuk mengembangkan keterampilan teknis dalam hal pengelolaan anggaran dan mengelola tim.
Tugas saya tidak lagi terkait langsung dengan komunitas yang menerima bantuan. Ini mengajarkan saya untuk terus gigih bekerja demi sebuah kebaikan, walau tujuannya mungkin tak dapat dilihat secara kasat mata, sepanjang kami mengerti bahwa apa yang kami lakukan adalah demi kebaikan orang lain. Tak ubahnya seperti tugas kami di bidang riset dan klinis, pekerjaannya mungkin bersifat statistik atau teknis, namun pada akhirnya hasilnya adalah pelayanan lebih baik dan protokol yang lebih aman bagi pasien.
Di tahun ketiga saya, kami ingin terus menjalankan Proyek Sukacita dan berharap untuk mengikutsertakan anak-anak usia sekolah dasar di area sekitar. Kami telah berencana untuk meningkatkan bagian pendidikan di proyek, misalnya dengan konsep yang bisa membuat murid lebih tertarik dan menyerap ilmu pengetahuan. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berpikir panjang dan menyadari bahwa ilmu mengenai hidup dan makan yang sehat akan berdampak pada kesehatan sebuah komunitas lokal, lebih daripada sekadar melakukan pemantauan kesehatan.
Di tahun inilah kami belajar memahami kesehatan dalam tingkat populasi, naik dari tingkat individu, dan pengalaman ini sangat membantu kami untuk memiliki perspektif yang lebih luas tentang sistem kesehatan lokal maupun internasional. Sayangnya, pandemi COVID-19 kemudian menghentikan laju Proyek Sukacita. Kami berharap dapat mempersiapkan anggota-anggota di bawah kami untuk mengambil alih proyek ini, serta melanjutkan berbagai proyek yang dapat membantu komunitas di Kerinci.
Di samping Proyek Sukacita, Tanoto Foundation telah sangat membantu saya dengan memperkenalkan berbagai pelatihan dan program untuk pengembangan keterampilan, dan ini sangat saya syukuri. Sebelum pandemi COVID-19, kami mendapat kesempatan untuk menghadiri sejumlah pelatihan pengembangan diri dan kepemimpinan yang diadakan Tanoto Foundation, dan ini telah berperan banyak dalam pengembangan cara berpikir maupun diri kami sendiri.
Saya juga berkesempatan menjadi pembawa acara Tanoto Scholars Annual Networking. Sungguh sebuah pengalaman berharga karena saya dapat melakukan sesuatu yang amat baru, yang mengharuskan saya keluar dari zona nyaman dan melatih keterampilan presentasi. Di sana juga saya berkesempatan bertemu dengan Bapak Lien Choong Luen, salah satu pembicara dan General Manager Gojek di Singapura. Saya belajar banyak dari beliau.
Beasiswa dari Tanoto Foundation tidak saja sangat membantu dari segi finansial, tapi juga merupakan platform bagi para murid untuk bisa berkembang menjadi pemimpin masa depan yang penuh welas asih dengan bimbingan segenap nilai-nilai yang ditanamkan Bapak Tanoto. Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada kontribusi beliau, juga bahwa saya telah menjadi bagian dari Keluarga Tanoto.
Hormat saya,
Koh Benz
Tingkat 5
NUS Yong Loo Lin School of Medicine
Goh Hser Qhing
YTH Bapak Tanoto,
Ada pepatah yang mengatakan, “Pada akhirnya, bukan dirimu atau apa yang telah kamu raih, namun yang lebih penting adalah siapa yang telah kamu bantu”.
Bagi saya, bukan saja kebaikan dan kebesaran hati Anda telah mengubah hidup saya, namun hal tersebut menjadi cita-cita saya agar saya menjadi orang yang lebih baik dan dapat meneruskan kemauan untuk berbagi. Dengan kata lain, tidak saja beasiswa dari Bapak telah meringankan beban finansial saya, namun ia juga telah menggerakkan saya untuk belajar dari keinginan Bapak untuk berbagi. Semoga keinginan ini dapat terus berlanjut hingga generasi-generasi di masa depan.
Saya merasa sangat berterima kasih telah menerima beasiswa dari Tanoto Foundation. Kemurahan hati Bapak untuk berbagi sangat menyentuh hati saya. Di masa depan, saya akan terus mengingat nilai-nilai yang Bapak tunjukkan. Saya juga merasa tersentuh oleh keyakinan dasar Tanoto Foundation, yaitu memanfaatkan pendidikan untuk merealisasikan potensi seseorang dan membuat hidupnya lebih baik. Ini akan terus saya pegang di dalam hati sebagai pedoman untuk bekerja lebih baik dan menjadi seseorang dengan nilai-nilai serupa.
Di sekolah, saya ambil bagian dalam sejumlah proyek sukarelawan seperti Project Happy Apples. Di situ, saya membantu menyebarkan perawatan paliatif dan Layanan Kesehatan Warga, dengan cara antara lain mendampingi warga senior untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sederhana. Di masa libur sekolah, saya bekerja secara temporer di Kementerian Kesehatan Singapura. Saya ditempatkan di Tim Karantina COVID-19. Saya juga bergabung dengan komite Bendera dalam masa orientasi universitas, dan kami berbagi pengetahuan mengenai gangguan spektrum autisme dan mendorong masyarakat untuk berdonasi kepada Community Chest untuk membantu berbagai komunitas.
Dengan adanya beasiswa ini, saya dapat memberikan lebih banyak waktu dan tenaga untuk layanan komunitas serta menjadi sukarelawan tanpa harus mengkhawatirkan biaya sekolah. Ayah saya adalah pencari nafkah di keluarga, bekerja sebagai teknisi pendingin ruangan. Sehari-harinya, beliau dibantu oleh ibu saya. Adik saya kini belajar di Singapore Polytechnic jurusan Teknik Kimia. Saya sungguh bersyukur atas beasiswa ini karena telah sangat meringankan beban finansial dalam keluarga.
Ucapan terima kasih rasanya tidak akan cukup untuk mengungkapkan rasa syukur saya, maka saya akan menunjukkannya melalui tindakan. Saya berjanji untuk bekerja lebih keras lagi sehingga donasi Bapak tidak akan sia-sia. Saya juga berharap dapat bergabung dengan Tanoto Foundations dalam kegiatan-kegiatan di masa depan.
Sekali lagi, terima kasih atas kebaikan hati Bapak.
Salam,
Goh Hser Ching
Tingkat 2 Kedokteran
NUS Yong Loo Lin School of Medicine
Charlie Angriawan
Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Tanoto Foundation dan memiliki donor yang benar-benar peduli tentang kemajuan murid mereka dalam hal kepemimpinan. Dukungan untuk biaya sekolah telah begitu membantu sehingga saya tak harus mengambil pekerjaan paruh waktu dan dapat memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting. Dukungan ini sangat meringankan pikiran sehingga uang dari orang tua bisa disimpan untuk kebutuhan kesehatan mereka.
Perjalanan saya bersama Tanoto Foundation telah mengajarkan bahwa keberlanjutan merupakan hal yang amat penting dan sudah selayaknya kita meraih Sustainability Development Goals. Dalam liburan musim panas, saya berkesempatan Magang di Wartsila, perusahaan Finlandia yang berfokus pada energi yang berkelanjutan. Dua teman merekomendasikan saya dan seharusnya kami bekerja bersama-sama. Namun, adanya masalah teknis membuat jumlah mahasiswa yang magang dikurangi dan saya akhirnya bekerja sendiri. Kesempatan tersebut merupakan pengalaman belajar yang luar biasa. Antara lain, saya belajar mengenai kegunaan analisis data untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan membangun model identifikasi objek untuk mencegah terjadinya tabrakan kapal.
Saat mendapat pertanyaan bagaimana kami bisa tampil dengan lebih baik lagi, Vita Verify lahir. Ini juga untuk mendukung kemampuan pengambilan keputusan bagi perusahaan-perusahaan dalam menyaring dan merekrut kandidat. Gagasan ini kami presentasikan kepada Institute of Innovation and Entrepreneurship (IIE) di Singapore Management University (SMU), yang kemudian memasuki proses inkubasi di sana. Kami merasa bersyukur bisa mengembangkan Vita di IIE. Perjalanan dimulai dengan membantu IIE untuk mencari dan menyaring lamaran yang masuk. Percobaan pertama dianggap berhasil dan kami menjadi bagian integral dari proses masuk ke IIE. Kami kemudian dikirim ke National University of Singapore untuk ambil bagian dalam Lean Launchpad Research Programme dan menyelami bidang culture-fit. Di situ, kami berkesempatan mewawancarai lebih dari 300 pendiri berbagai usaha rintisan, eksekutif level-C, perekrut, dan psikolog karier. Hasilnya adalah sebuah perangkat komprehensif yang dapat mengidentifikasi hal-hal yang bisa menunjukkan apakah seseorang bisa cocok atau tidak dalam sebuah perusahaan. Sejak itu, kami didorong untuk mempresentasikan solusi kami kepada para anggota dewan SMU. Saat ini kami sedang berkolaborasi dengan berbagai institusi karier untuk mengumpulkan data mengenai penilaian mahasiswa magang, untuk mengetahui apa yang harus diperbaiki dan bagaimana meningkatkan kemajuan para mahasiswa.
Sebagai penutup, walaupun prestasi akademis saya sempat menurun, saya meyakinkan Anda bahwa saya terus belajar dan merengkuh hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya! Saya akan terus bekerja dan memajukan proyek ini hingga bisa membuat Tanoto Foundation bangga. Dengan yakin saya bisa berujar bahwa tahun ini merupakan saat yang paling menghasilkan dalam seumur hidup saya.
Violin Yapputri
Benz Koh
Goh Hser Qhing
Charlie Angriawan
Benz Koh (right, Year 5, NUS Yong Loo Lin School of Medicine) with Lawrence Teh, Country Head, Tanoto Foundation Singapore.
Goh Hser Qhing (Year 2, NUS Yong Loo Lin School of Medicine)
Tinggalkan Balasan