Kamis, 30 April 2020

Sesi Berbagi Mengenai Kelangsungan Program Pendidikan di Tengah Wabah

Tanoto Foundation, organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, selaku Koordinator Klaster Filantropi Pendidikan bersama Filantropi Indonesia  menyelenggarakan Sesi Berbagi Praktik-praktik baik dengan tema “Kelangsungan Pelaksanaan Program Pendidikan dalam Pandemi COVID-19” pada hari Senin (27/4). Sesi berbagi tersebut berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom.

Acara tersebut berlangsung selama dua jam mulai pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Acara dibuka  oleh Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia. Hamid Abidin. Sebagai pembicara, hadir para praktisi dunia pendidikan dari beragam organisasi serta perwakilan manajemen sekolah swasta. Mereka adalah Director of Basic Education Program Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati, Program Development Manager of School Development Outreach, Putera Sampoerna Foundation Juliana, General Manager Sekolah Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa Pendidikan Abdul Khalim dan Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sekaligus Ketua Badan Musyawarah Pendidikan Swasta Jakarta Barat Freddy Ong.

Pada awal sesi, tiap pembicara menyampaikan permasalahan yang muncul  di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar menyusul kehadiran wabah Covid-19. Mulai dari permasalahan teknis operasional, kesiapan sarana pendukung dan isu finansial dalam keberlanjutan program pendidikan.

Pada kesempatan berikutnya, para pembicara menyampaikan strategi mitigasi dalam menyesuaikan kegiatan pendidikan yang pada awalnya sarat dengan interaksi sosial menjadi interaksi secara daring melalui platform internet. Diskusi berlanjut dengan bagaimana setiap organisasi melakukan implementasi “transformasi digital” secara sistematis termasuk menyiapkan seluruh staf pendukung untuk dapat beradaptasi dan fasih dalam penggunaan teknologi dalam tiap fase aktifitas keseharian.

Walaupun ditemui banyak keterbatasan, baik dari segi infrastruktur digital, kepemilikan gawai, ataupun konektivitas internet yang belum merata, namun tiap narasumber memiliki strategi untuk dapat mengatasi dan memastikan seluruh kegiatan pendidikan dapat berjalan secara sistematis terstruktur, termonitor dan terevaluasi dengan baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.