Rabu, 6 September 2017

Motivator Minat Baca Dari Sering Barat, Riau

Pelatihan Pelita Pustaka dari Tanoto Foundation pada Maret 2011 begitu membekas dalam benak Nur Hamimah, guru SDN 011 Sering Barat, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pelatihan tersebut menyadarkan dirinya mengenai pentingnya perpustakaan dan berbagai cara kreatif yang bisa dilakukan untuk membangun perpustakaan di sekolah.

Setelah pelatihan tersebut, hanya satu yang terlintas dalam pikiran Nur Hamimah, yaitu sekolah tempatnya mengajar harus memiliki perpustakaan. Saat itu SDN 011 Sering Barat belum memiliki perpustakaan. Dia lalu melakukan koordinasi dan perencanaan bersama kepala sekolah dan guru lainnya.

Akhirnya didapatkan sebuah lokasi untuk membuat perpustakaan, yaitu gudang sekolah. Mereka lalu membersihkan dan merapikan gudang tersebut. Setelah ruangan siap, bantuan rak dan buku bacaaan dari Tanoto Foundation datang. Dalam waktu singkat, perpustakaan dengan koleksi buku beragam hadir di sekolah dan Nur Hamimah bertekad akan menghidupkan perpustakaan tersebut.

Dia lalu mengajak murid-murid untuk datang ke perpustakaan untuk membaca buku koleksi. Awalnya hanya sedikit murid yang masuk ke perpustakaan, tapi Nur Hamimah bertekad agar siswa-siswa mau datang ke perpustakaan. Dia lalu mengadakan kegiatan story telling di perpustakaan.

Nur Hamimah secara rutin memilih buku cerita anak yang menarik. Setelah itu dia akan membacakan buku tersebut di hadapan anak-anak disertai gerakan tangan dan tubuh untuk menghidupkan cerita.  ara ini ternyata berhasil menarik minat para murid.

Baca juga: Kecepatan membaca murid di 340 sekolah dasar mitra Tanoto Foundation mencapati 70 kata per menit

Perlahan-lahan jumlah murid yang datang ke perpustakaan mulai meningkat. Dari awalnya hanya sekitar 20%, sekarang ini sudah mencapai 80% dari total 98 siswa. Tak hanya mengajak siswa datang ke perpustakaan untuk meningkatkan minat baca murid, Nur Hamimah juga mengadopsi pengajaran kreatif yang dia dapat dalam pelatihan Pelita Guru Mandiri ke dalam kelas.

Salah satu cara yang dia gunakan adalah memanfaatkan diagram wartawan dari hasil pelatihan. Diagram wartawan adalah permainan seperti rolet yang berisi pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Agar kemampuan pemahamannya terasah, setiap murid yang mendapat pertanyaan tersebut harus menjawab sesuai dengan isi buku yang dibacanya.

“Saat ini saya lebih mudah dalam mengajar, karena murid-murid lebih cepat paham dalam menyerap pelajaran. Ada perasaan bangga yang luar biasa ketika murid bisa memahami pelajaran dan mendapatkan nilai yang baik. Semua itu tercapai, karena minat baca mereka meningkat,” kata perempuan yang mengajar di SDN 011 Sering Barat sejak 2006 ini.

Meskipun minat baca muridmurid sudah meningkat dan pemahaman mereka terhadap pengetahuan lebih baik, Nur Hamimah tak berpuas diri. Baginya, guru juga harus berpikir seperti murid, harus terus belajar dan meningkatkan kompetensi.

“Saya harus terus mencari metode mengajar yang baru agar murid tidak bosan. Tidak mungkin menggunakan metode yang sama dan diulang-ulang terus. Mimpi saya sederhana, anak-anak rajin membaca dan bisa menjadi orang yang lebih cerdas dari saya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.