Menguatkan Kepemimpinan Tanoto Scholars Melalui Manajemen Micro Project

Tanoto Foundation, organisasi filantropi yang fokus di bidang pendidikan, menggelar Micro Project Management Training dan Sosial Media Training di kampus Universitas Indonesia pada 18-21 Januari 2019.
Peserta kegiatan ini adalah penerima program TELADAN yang biasa disebut sebagai Tanoto Scholars. TELADAN adalah program pengembangan kepemimpinan yang dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia menjadi pemimpin masa depan.
https://www.instagram.com/p/Bs8CaIzH-JO/
Peserta pelatihan berjumlah 45 Scholars yang berasal dari 15 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation. Selama empat hari para peserta mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai cara merancang, menjalankan, memonitor, dan mengevaluasi sebuah proyek berskala kecil, atau micro project.
“Tujuan dari pelatihan ini adalah agar peserta bisa menyusun perencanaan kegiatan dengan baik. Peserta juga dilatih berpikir sistematis dalam merumuskan masalah dan bagaimana melakukan intervensi terhadap masalah yang ditemui.Harapannya program-program yang disusun Tanoto Scholars bisa memberikan solusi bagi masyarakat,”
Tutuk Utomo Nuradhy, trainer dari Perspektif Consulting.
Materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan ini tidak sebatas pada teori, tapi lebih menekankan pada praktik dan aplikasi dalam sebuah kegiatan nyata. Tanoto Scholars mendapatkan tips dan trik cara menyusun proposal agar menarik lalu menjalankannya secara benar. Peserta juga diajari cara mengidentifikasi masalah yang muncul saat menjalankan sebuah kegiatan.
“Saya mendapatkan ilmu baru setelah mengikuti micro project training. Saya jadi tahu cara menyusun proposal dengan tujuan yang lebih terarah dan paham langkah-langkah apa yang harus kami kerjakan. Selain itu saya juga jadi mengerti cara menyusun bujet yang benar,”
Bismo Waraki, mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor.
Para peserta yang tergabung dalam Tanoto Scholar Association (TSA), juga diminta membuat proposal micro project dan mempresentasikannya di depan trainer dan peserta lain. Setelah masing-masing TSA mempresentasikan proposal kegiatan mereka, trainer akan mengevaluasi dan memberikan masukan terhadap program tersebut agar program bisa dijalankan lebih baik.
“Selama ini kami membuat proposal asal jadi, tapi tidak memperhatikan detailnya dan langkah per langkah kegiatan secara rinci. Jadi programnya ingin macam-macam tapi tidak jelas bagaimana mencapai tujuannya. Dari kegiatan ini kami jadi tahu bagaimana menentukan skala prioritas agar program bisa berjalan baik,”
Friski Sembiring dari Universitas Andalas, Sumatera Barat.
Pelatihan ini tidak hanya berguna bagi para TELADAN dalam menyusun micro project, tapi juga akan bermanfaat setelah mereka lulus. Materi-materi yang disampaikan bisa diaplikasikan dalam dunia kerja yang sering menggunakan konsep micro project.
https://www.instagram.com/p/Bs9wu3CAybK/
Selain materi micro project, para peserta juga mendapatkan pelatihan mengenai penulisan, media sosial, fotografi, dan videografi. Materi-materi berkaitan dengan publikasi ini sama pentingnya dengan materi membuat program. Sebab, sebuah kegiatan yang baik bila bisa disebarkan dengan konten dan cara yang baik akan memberikan dampak lebih besar bagi masyarakat.
Tinggalkan Balasan