Jumat, 18 Juni 2021

Melalui Laskar Negeri, Tanoto Scholars Memantik Perubahan dengan Memberdayakan Guru Indonesia

Digagas sejak pertengahan tahun lalu, sebuah inisiatif yang dirintis oleh Tanoto Scholars dalam pelatihan Lead Others program TELADAN telah berhasil meraih beberapa penghargaan.

Berangkat dari kepedulian pada sejumlah guru di Indonesia yang kegiatan mengajarnya mendadak dituntut berpindah ke ruang maya saat pandemi, 10 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia melahirkan sebuah platform pemberdayaan guru melalui pembelajaran teknologi informasi komunikasi yang disebut Laskar Negeri.id.

“Situasi pandemi menciptakan tekanan digitalisasi bagi sejumlah guru,” terang Wildan Chaniago selaku project leader. “Mereka diharapkan beradaptasi tapi ada culture gap sehingga mereka tidak bisa mengoperasikan teknologi maupun mentransformasikan kurikulum luring ke daring.”

Melalui program #GuruBisa yang digerakkan Laskar Negeri, guru-guru dapat mengikuti pelatihan daring gratis selama tujuh minggu untuk meningkatkan kemampuan adaptasi metode pembelajaran dan pemanfaatan teknologi. Kurikulum pelatihan menggabungkan berbagai topik pembelajaran, termasuk kurikulum darurat pandemi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit pada Agustus 2020.

Guru diajarkan, antara lain, mengoperasikan Zoom, membuat video animasi, menciptakan gamifikasi pembelajaran bagi murid, sampai mendapatkan materi manajemen emosi selama pandemi. Para pembicara adalah kaum profesional di bidang pendidikan yang berpengalaman dan mengajar tanpa imbalan.

“Dengan pelatihan tersebut, kami harap para guru kemudian bisa menciptakan pembelajaran daring. Dari situ, tujuan akhir yang kami harapkan adalah kualitas anak didik yang juga meningkat,” tambah Wildan.

Serangkaian riset dan desain yang mengawali Laskar Negeri dimulai pada Juli 2020. Ada sekitar 52 anak muda yang menjadi sukarelawan, disebut Laskarian, dan ikut membantu gerakan ini.

Pelatihan batch pertama berlangsung dari Oktober 2020 sampai Januari 2021 dengan peserta 100 guru. Mereka berasal antara lain dari Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Pelatihan berikutnya diadakan dari Januari sampai Maret tahun ini. Jumlah peserta bertambah banyak hingga mencapai 185 orang.

Walau terbilang cukup baru, gerakan ini telah meraih beberapa penghargaan, antara lain dinobatkan menjadi Mitra Komunitas Penggerak Perubahan Gerakan Nasional Revolusi Mental oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada awal Maret lalu.

Di bulan yang sama, Laskar Negeri menjadi pemenang dalam Paragon Innovation Awards 2021 di kategori Youth Changemaker, sekaligus menjadi salah satu dari Most Favorite Innovators. Penghargaan ini diberikan atas inovasi yang dianggap mampu menggerakkan dan menumbuhkan kepedulian anak muda Indonesia di bidang sosial.

Penghargaan-penghargaan ini, bagi Wildan dan teman-teman, menjadi sebuah validasi untuk gerakan mereka. Dengan semangat awal menciptakan pengaruh, penghargaan yang mereka raih kemudian menjadi energi positif untuk terus mengevaluasi diri dan menciptakan pengaruh yang lebih luas.

“Laskar Negeri punya jargon khas, yaitu ‘Kolaborasi Ciptakan Aksi’. Dari awal itu menjadi doa,” ujar Wildan. “Kami tidak ingin menciptakan proyek yang sifatnya eksklusif, justru kami ingin inklusif dan berjejaring dengan platform-platform lain.” Wildan mencatat sejauh ini mereka berhasil berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun berbagai pemerintah daerah, influencer, anak-anak muda, sampai organisasi non-pemerintah.

Meraih Beasiswa Tanoto Foundation pada 2019, Wildan saat ini sedang menjalani semester keenam di jurusan Ilmu Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat. Sejak Desember 2020 ia ditunjuk menjadi ketua umum Tanoto Scholars Association di kampus tersebut. Kegemarannya akan aktivitas debat sejak SMA membuatnya tertarik pada jurusan hukum, walau ia dikelilingi banyak anggota keluarga yang berprofesi guru.

“Kegiatan debat itu dibarengi dengan saya ikut terlibat dalam macam-macam aktivitas sosial. Melihat ada disparitas sosial jadi membawa saya ke ilmu hukum, karena di situ saya bisa belajar tentang keadilan,” ujarnya.

Wildan mengakui berbagai pelatihan kepemimpinan dalam program TELADAN Tanoto Foundation berpengaruh besar dalam kegiatannya. “Pay it forward adalah sesuatu yang khas dari Tanoto Foundation,” ujarnya. “Kami diajarkan untuk menciptakan proyek yang dampaknya tidak hanya bisa dirasakan hari ini tapi berlanjut. Bagaimana bisa menciptakan dampak yang terukur, lalu bagaimana memikat hati para investor, jika di kemudian hari bisa menjadi sebuah start up.”

Untuk saat ini, Laskar Negeri sudah menerapkan asas keberlanjutan dengan menyediakan sejumlah video pelatihan di YouTube. Ini diharapkan menjadi investasi bagi guru-guru yang mengaksesnya di masa depan.

Seiring berjalannya program, Laskar Negeri juga merambah ke pemberdayaan sukarelawan. Pelatihan kepemimpinan diadakan setiap dua minggu dengan bekal materi yang didapatkan dari pelatihan di Tanoto Foundation. “Sayang rasanya kalau kami tidak memberikan dampak ke yang lain, itu tanggung jawab sosial kami,” kata Wildan.

Rehat dari April digunakan awak Laskar Negeri untuk melakukan evaluasi, refleksi, sekaligus beristirahat. Pelatihan batch ketiga rencananya akan dimulai pada awal Agustus, yang diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pendidik di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments

Anna Khoiriyah - Juni 19, 2021

Top banget programnya, semangat berkontribusi untuk nrgeri Wildan Danu anak Mama.
Terimakasih Tanoto, "Tanoto is the best"

Fatimah Wahyu Astuti - Juni 20, 2021

Wildan adlh keponakan saya, lahir di Klaten, Jawa Tengah dari keluarga campuran Jawa-Minang dan tumbuh besar di Batam. Tumbuh di tengah2 keluarga pendidik ternyata melahirkan generasi dgn semangat pendidik. We're proud of you.. Keep up your excellent work, contributed to develop our country through education.. You're our future leader.