Jumat, 21 Mei 2021

Belinda Tanoto Tegaskan Peran Penting Inovasi dan Kolaborasi dalam Forum Global “Talking Philanthropy”

Panel ‘Filantropi bagi Kesehatan dan Dampak COVID-19’ Diikuti Wakil dari United Nations Foundation, Bill & Melinda Gates Foundation dan Tanoto Foundation

 

Jakarta, Indonesia – 18 Mei 2021: Inovasi dan kolaborasi dengan pemerintah akan memainkan peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia setelah pandemi COVID-19. Ini ditegaskan oleh Belinda Tanoto, Dewan Pembina Tanoto Foundation, dalam forum “Talking Philanthropy” yang diadakan secara daring oleh jejaring konsultan filantropi internasional Global Philantropic pada Jumat, 14 Mei 2021.

Dengan tema “Asia Pasifik: Mendukung Ekosistem Filantropi”, pembahasan forum berpusat pada peran organisasi, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan pelaku filantropi untuk mengembangkan ekosistem filantropi.

Forum dibagi dalam beberapa panel, seperti pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Dalam panel ‘Filantropi bagi Kesehatan dan Dampak COVID-19’, Belinda Tanoto bergabung bersama, antara lain, Narayana Murthy, pendiri Infosys Ltd dan anggota Dewan United Nations Foundation; Kate Dodson, Wakil Presiden Kesehatan Global di United Nations Foundation; serta Kayla Laserson dari Bill & Melinda Gates di India. Belinda Tanoto mewakili Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981.

Dalam panel ‘Kesehatan’, para pembicara berbagi tentang masalah serta peluang yang mereka hadapi terkait upaya-upaya filantropi dalam mengatasi pandemi COVID-19. Terkait hal ini, Belinda Tanoto menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian akibat pandemi, berbagai inovasi dan perubahan yang dijalankan dengan sigap oleh mitra-mitra Tanoto Foundation merupakan hal yang menggembirakan.

“Di tengah situasi yang serba tidak pasti ini, para guru dan pekerja di garis depan mampu mengadopsi teknologi baru dengan begitu cepatnya. Ini menjadi kesempatan emas bagi kami untuk membangun perangkat teknologi yang lebih baik maupun melakukan digitalisasi sistem dan bagaimana kami dapat mendorong pemerintah untuk berperan di tingkat pengelolaan serta memberdayakan dan memperkuat pemerintah lokal,” ujarnya.

Berangkat dari keyakinan bahwa pendidikan berkualitas dapat mempercepat kesetaraan peluang, Tanoto Foundation juga berfokus pada perkembangan anak usia dini hingga bermitra dengan para guru dan sekolah-sekolah di Indonesia. Program SIGAP, misalnya, berpusat pada pendidikan dan perkembangan anak-anak usia dini yang diharapkan dapat membantu mengetahui status perkembangan anak secara keseluruhan. Kolaborasi dengan pemerintah, yang antara lain dijalankan bersama Kementerian Sosial untuk mengatasi stunting, juga merupakan kerja sama penting demi menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Belinda Tanoto juga menjelaskan bahwa dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19, Tanoto Foundation memetakan kebutuhan jangka pendek, seperti ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan tes cepat, serta jangka menengah dan panjang yang meliputi kerja sama dengan pemerintahan lokal.

Langkah-langkah yang diambil Tanoto Foundation untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang ini termasuk menyediakan data akurat bagi pemerintah lokal demi pengambilan kebijakan yang bermanfaat hingga menciptakan aplikasi eHDW (Human Development Worker) untuk pengumpulan data mengenai 1000 hari pertama seorang anak. Data ini menunjukkan, antara lain, ketersediaan akses air bersih maupun asupan bergizi untuk ibu hamil yang merupakan bagian krusial dalam perkembangan anak.

Kemitraan dengan berbagai tingkat pemerintahan diakui Belinda Tanoto merupakan jalan terbaik untuk mencapai tujuan bersama meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini ditekankan pula oleh Kate Dodson dari United Nations Foundation, yang berkata bahwa filantropi dapat berperan besar dalam hal inovasi kebijakan dan perubahan kebijakan di pemerintahan. Ini dilakukan, misalnya, dengan mendanai riset untuk sebuah inovasi yang kemudian dapat digunakan untuk membantu pemerintah.

“Sejalan dengan pendanaan untuk sektor kesehatan, yang juga amat penting adalah bagaimana kita bisa memberi jalan untuk terciptanya inovasi-inovasi baru,” kata Belinda Tanoto. “Yayasan-yayasan filantropi dapat bergerak dengan cepat dan sigap dalam berinovasi serta berkontribusi untuk pemerintah. Maka kami juga selalu dituntut untuk meningkatkan diri dalam hal inovasi dan berpikir tentang masa depan.”


*****

 

Untuk info lebih lanjut, hubungi:
Email: communication@www.tanotofoundation.org
Website: www.tanotofoundation.org

Tentang Tanoto Foundation

Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atas keyakinan bahwa setiap orang harus mendapatkan kesempatan untuk merealisasikan potensinya secara penuh. Tanoto Foundation memulai kegiatannya pada 1981, saat  Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto membangun taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Besitang, Sumatera Utara.

Filosofi  Tanoto Foundation adalah pendidikan berkualitas bisa mempercepat terciptanya kesetaraan peluang. Kami mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas dari usia dini sampai usia berkarya.

Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah memperbaiki lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi riset medis. Dalam upaya perbaikan lingkungan belajar,  Tanoto Foundation mendukung Pengembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar, serta memperbaiki ekosistem pendidikan melalui program penguatan kapasitas pengelolaan dan kepemimpinan sekolah, peningkatan kapasitas guru, dan partisipasi orangtua dan masyarakat.

Dalam mendukung pengembangan pemimpin masa depan, Tanoto Foundation membina calon pemimpin masa depan untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Untuk memfasilitasi riset medis, Tanoto Foundation bermitra dengan lembaga kesehatan di Singapura untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi kesehatan yang prevalen di Asia serta menerapkan ilmu pengetahuan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang menghambat potensi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.