Rabu, 6 Desember 2017

Alumni Tanoto Scholar Berdayakan Petani di Banten

Agis, begitu ia disapa. Pemilik nama lengkap Nur Agis Aulia ini bahu membahu dengan petani dan peternak di tanah kelahirannya Banten untuk mewujudkan swasembada pangan. Pemuda jebolan Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM ini juga merupakan penerima beasiswa Tanoto Foundation.

Agis terjun langsung ke masyarakat selepas lulus pada 2013 dengan mengikuti program Indonesia Bangun Desa (IBD). Dalam program ini, Agis turut Andil dalam mendampingi masyarakat dalam mengembangkan potensi daerah pesisir dan pedesaan di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan.

Selain itu, Agis mengikuti berbagai pelatihan di antaranya efisiensi bercocok tanam dan berternak, serta soft skill kepemimpinan. Setelah menyelesaikan pelatihan, ia ditempatkan di Desa Ciapus, Kabupaten Bogor, selama sembilan bulan. Saat itu ia sudah memantapkan pilihan untuk menjadi petani.

“Awalnya banyak yang bilang, kuliah susah-susah kok jadi petani. Padahal saat itu saya sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan  BUMN, tetapi saya mantap dengan pilihan saya sebagai petani,” ujar Agis.

Setelah program IBD selesai, Agis kembali ke kampung halamannya dan membuat sendiri program pemberdayaan bagi petani dan peternak. Bersama temannya, ia mendirikan Komunitas Banten Bangun Desa. Ia juga merintis Waringin Farm, sebuah  usaha peternakan sapi perah, kambing etawa, dan domba.

Selain sibuk dengan usahanya, Agis juga aktif merintis mendirikan komunitas Belajar Bangun Desa yang diperuntukkan bagi anak-anak Sekolah Dasar. Menurutnya, seluruh lapisan masyarakat Indonesia perlu memiliki rasa bangga dan tanggung jawab atas potensi pertanian dan peternakan yang ada.

“Ini adalah cara paling sederhana dalam menumbuhkan kecintaan terhadap pertanian dan peternakan kepada anak-anak sejak dini,” ucap lulusan terbaik PSDK Fisipol UGM cum laude dengan IPK 3,75 ini.

Untuk lebih memberdayakan petani di daerahnya, Agis mendirikan Jawara Banten Farm. Lembaga ini memberikan sentuhan inovasi terkait model bisnis pertanian. Dalam Jawara Banten Farm, petani dan peternak tidak harus menunggu panen tiga bulan, enam bulan, atau setahun untuk mendapatkan hasil. Namun, bisa dengan siklus panen harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

Wow, selamat berkarya ya, Agis!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.