Tidak Ada Mimpi Yang Terlalu Besar, Supir Saja Bisa Keliling Dunia

Simon Pangihutan Simorangkir – merupakan lulusan Universitas Sumatra Utara, Sastra Cina, Tanoto Scholars 2012. Ia satu-satunya delegasi dari Indonesia untuk mengikuti program skala internasional yang diselenggarakan oleh Korean Ministry of Education yang bekerjasama dengan Institute of APEC Collaborative Education, yaitu Asia Pasific Economic Cooperation Edutainment Exchange Program (AEEP) dan Asia Pasific Economic Cooperation Future Education Forum (AFEF) dalam waktu yang hampir bersamaan, di Ha Noi, Vietnam.
https://www.instagram.com/p/Bbi5vZfBXwx/?taken-by=simonsimorangkir
Program AEEP bertujuan menanamkan bibit kewirausahaan kepada para pemuda dari negara-negara APEC. Hal-hal yang didiskusikan adalah mengenai social entrepreneur sekaligus membahas strategi penyelesaian masalah sosial di negara masing-masing. Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk melatih setiap delegasi menjadi pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap sosialnya. Setiap delegasi memiliki Research and Team Project Regarding Social Business. Para delegasi diberikan pelatihan tentang bagaimana menciptakan social business plan for APEC region via multilateral cooperation. Melalui program ini, mereka berkesempatan mendapatkan wawasan yang diberikan oleh pemerintah, pakar bisnis, profesional dan juga profesor.
https://www.instagram.com/p/BWwM4KFgl9A/?taken-by=simonsimorangkir
Pemuda yang terlahir dari pasangan Jani Martohap Simorangkir dan Marina Sinamo ini, telah beberapa kali dipercaya menjadi delegasi Indonesia sebut saja dalam ASEAN Student Forum, Indonesia-China Student Summer, dan International Workshop Economic. Prestasi Simon tidak terhenti di situ saja, saat ini ia pun tengah menempuh pendidikan Master of Business Administration di Zhongnan University of Economic and Law, Wunhun, Mainland, China dengan mendapatkan beasiswa.
https://www.instagram.com/p/BZtKGUlhhJY/?taken-by=simonsimorangkir
Segudang prestasi yang dikumpulkan Simon tidak terlepas dari usahanya dalam mewujudkan cita-cita. Simon pernah berada di titik terendah dalam hidupnya, keterbatasan ekonomi memaksa Simon merantau ke Palu, Sulawesi Selatan untuk melanjutkan sekolah tingkat SMA. Perjuangan Simon masih terus berlanjut, Simon harus bekerja sebagai seorang supir rental di akhir pekan, sebagai usaha memenuhi biaya pendidikan s1-nya. Tidak jarang sang supir calon sarjana ini menangisi keadaannya. Namun, ia tahu bahwa ia tidak boleh kalah, ia harus bangkit. Ada cerita unik tentang mimpi Simon, setiap kali ia melihat pesawat terbang, maka ia akan menatap langit dengan yakin dan menggumamkan doa, “suatu saat saya akan naik pesawat terbang bolak-balik.” Benar saja, tekad ini telah menghantarkannya ke kota-kota di Indonesia bahkan negara-negara di dunia. Mulai dari mengikuti Tanoto Scholars Gathering oleh Tanoto Foundation ke Bogor, Forum Indonesia Muda di Jakarta, dan AEEP yang baru saja ia ikuti.
https://www.instagram.com/p/BS8ilPvgGj5/?taken-by=simonsimorangkir
Simon memanfaatkan prestasinya untuk berbagi kebaikan. Di sela-sela kesibukannya Simon menyempatkan diri untuk mendirikan Komunitas Pemuda Cinta Damai Anak (KOPECINDA), melalui komunitas ini Simon memberikan sarana pembelajaran gratis dan meningkatkan minat baca pada anak-anak, serta merangkul para pemuda Indonesia. Hal ini sejalan dengan keinginan Sukanto Tanoto bahwa setiap Tanoto Scholars harus selalu melanjutkan kebaikan ke masyarakat luas, sehingga semakin banyak jiwa yang terbantu, Sukanto Tanoto mengajarkan seluruh Tanoto Scholars untuk pay it forward! Tanoto Sukanto memberi banyak inspirasi dan motivasi terhadap Simon.
Kesungguh-sungguhan yang dimiliki Simon membuahkan hasil. Walaupun Simon sempat berprofesi sebagai seorang supir, ia tetap teguh, bahkan profesinya inilah yang mengajarkannya tentang bertanggung jawab, sebagaimana supir yang bertanggung jawab memastikan ke mana arah mobil melaju, kelayakan fisik mobil, bahkan keselamatan penumpang. Dengan kata lain, ia belajar selalu melihat ke depan dan tetap fokus. Berbeda dengan penumpang yang bisa saja tidur, bersantai dan tidak perduli apa yang akan terjadi. Simon mengajak setiap pemuda untuk berani bermimpi hal yang besar, sebab apa yang ia peroleh saat ini adalah buah mimpinya yang pernah ditertawakan oleh orang lain. Simon terlalu percaya dan optimis pada mimpinya sehingga ia berhasil mewujudkannya satu per satu.
https://www.instagram.com/p/BXh2RG1gHGe/?taken-by=simonsimorangkir
‘Tidak ada mimpi yang terlalu besar, hanya saja usaha yang kamu lakukan tidak sebesar mimpi yang kamu punya. Setiap orang pasti gagal, saya pun banyak mengalami kegagalan. Masing-masing manusia memiliki jatah gagal, jadi ketika saya gagal saya tidak akan bersedih karena itu artinya saya tengah menghabiskan jatah gagal saya, selalu mencoba dan terus berjalan mendekat pada keberhasilan,” ujar Simon Pangihutan Simorangkir.
Tinggalkan Balasan