blog,

tanotoscholars,

teladan

Senin, 11 Juni 2018

Sobat Taji – Taji Ijo Royo-Royo: Pencerdasan dan Sosialisasi Pemanfaatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Masyarakat Desa Taji

Ditulis oleh: Annisa Firdauzi, Tanoto Scholars Association Universitas Brawijaya

Mahasiswa yang dapat berdinamika adalah mahasiswa yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik dan berdampak bagi lingkungannya. Apabila ada dan tidaknya kamu tidak berdampak apapun bagi lingkungan sekitarmu, itu berarti kamu menjadi sebagian mahasiswa yang merugi. Pengabdian masyarakat menjadi salah satu tupoksi mahasiswa yang telah tertera dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Berlandaskan hal tersebut, Tanoto Scholar Association Universitas Brawijaya (TSA UB) menggagas kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Taji Kabupaten Malang. Masyarakat Desa Taji ini didominasi dengan mata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi. Akses informasi mengenai kesehatan masih sangat terbatas, mengingat rata-rata pendidikan terakhir di daerah ini adalah Sekolah Dasar (SD).

https://www.instagram.com/p/BjyYBMajEBO/?taken-by=tsa_brawijaya
Desa Taji berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Malang. Wilayah Desa Taji ini tergolong wilayah yang sangat berpotensi dalam keragaman tanamannya. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan pokok (sayuran), pakan ternak, maupun tanaman obat. Jenis tanah di wilayah ini sangat subur karena sudah mengandung pupuk kompos dan jauh dari pencemaran lingkungan. “Gemah Ripah Loh Jinawi” istilah yang sering didengar untuk menggambarkan betapa suburnya Indonesia. Di sisi lain, keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan TOGA, membuat potensi tersebut menjadi terkubur dalam dalam. Pemanfaatan TOGA memberikan banyak benefit bagi warga sekitar, diantaranya adalah ramah lingkungan, lebih hemat pengeluaran, meminimalisir efek samping dari obat-obatan generic.

https://www.instagram.com/p/BjyXfRNji1L/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=taoztai2lkka
Sosialisasi ini diselenggarakan dengan adanya inisiatif Tanoto Scholar Association (TSA) Universitas Brawijaya Kegiatan ini terbagi menjadi 2 tahapan yang berlangsung pada hari Sabtu-Minggu, 2-3 Juni 2018. Kegiatan pada hari Sabtu yakni penanaman bibit tanaman obat yang dibutuhkan oleh warga namun tidak tersedia disana. Penanaman tanaman obat ini dilakukan mandiri oleh TSA UB dengan giat dan semangat. Ada beberapa jenis tanaman obat yang ditanam yakni diantaranya mawar, jengger ayam, sirih kuning, daun mint, cocor bebek, sambung nyawa, binahong, dan kumis kucing. “Disini itu warga sering mengalami keluhan penyakit pegel linu, sakit gigi, batuk, demam, tangan luka habis dari ladang. Beli obat ya jauh kalau mau ke apotek harus turun ke Pasar Pakis”, ujar Pak Bayan selaku perangkat desa di Desa Taji. Kalimat tersebut semakin melecut semangat TSA UB untuk mengedukasi dan membuat tanaman obat keluarga yang biasanya dikenal dengan istilah Apotik Hidup.

Penanaman bibit tanaman obat disertai dengan pemasangan papan pintar disetiap jenis tanaman. Papan pintar berfungsi sebagai papan informasi khasiat dan cara penggunaan tanaman obat tersebut. Penanaman tanaman obat ini dilakukan di pekarangan rumah Pak Bayan. Beliau dan warga sekitar sangat antusias dengan inisiasi program ini, sehingga TSA UB dibantu dengan disediakannya media tanam dan pupuk kompos dari ternak Pak Bayan. Selain itu juga disediakan bambu untuk tiang papan pintar dari ladang beliau. Sambutan beliau sangat ramah dan memberikan kehangatan bagi TSA UB.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan pada hari Minggu, 3 Juni 2018. Dibuka dengan Sosialisasi Penanggulangan Hama Cabai dari IAAS UB. Dan dilanjutkan dengan sosialisasi pemanfaatan TOGA, demonstrasi pengolahan dan cara penggunaan tanaman obat sebagai obat dari TSA UB. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mempermudah pemahaman masyarakat dalam penerapannya. Dalam kegiatan ini, mengundang jajaran perangkat desa, warga, dan kelompok tani. Ada sekitar 25 petani hadir dan menyimak kegiatan demonstrasi. “Sakjane niku kulo sampun ngerti manfaate wedhusan, tapi males ngeracik e mbak ruwet”, celetuk salah satu petani yang hadir. Petani menjabarkan bahwa mereka sudah faham beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, tetapi malas menggunakannya karena susah pengolahannya untuk dikonsumsi. Celetukan tersebut semakin membuat TSA UB semangat untuk mendemonstrasikan mudahnya pengolahan tanaman obat untuk dikonsumsi.

https://twitter.com/TSA_Brawijaya/status/1005284397258457093?s=19
TSA UB mendemonstrasikan 3 dari 10 jenis tanaman obat yang ada. Pertama, demonstrasi khasiat daun sambiloto. Pemanfaatannya sangat mudah yaitu ambil 3-5 lembar daun sambiloto, tumbuk, lalu oleskan pada bagian tubuh yang terkena luka. Daun sambiloto ini dapat mempercepat pengeringan luka. Kedua, demonstrasi khasiat daun mint untuk mengobati batuk. Pengolahan daun mint ini di seduh di satu gelas air panas sebanyak 10 lembar daun mint, ditambahkan jeruk nipis dan gula aren atau madu untuk menambah cita rasa manis. Ketiga, demonstrasi khasiat daun sirih. Daun sirih ini banyak manfaatnya salah satunya adalah mengobati sakit gigi. Daun sirih ini dapat direbus dengan air panas dan diminum, atau digulung dan digigit di bagian gigi yang sakit. Upaya mengedukasi masyarakat dengan sosialisasi ini ditutup dengan buka bersama dan pembagian bibit tanaman obat gratis yang harapannya dapat ditanam di halaman rumah masing-masing. Kegiatan ini juga dilaksanakan di kediaman Pak Bayan. Semangat mengabdi TSA UB tidak pernah luntur. Rasa lelah mendaki desa ini juga seakan tidak terukur.

“Pengabdian itu ikhlas. Bukan bicara mengenai seberapa besar kita memberi, tapi seberapa besar dampak yang bisa kita berikan. Selamat berdinamika mahasiswa, posisikan dirimu dalam posisi yang tepat”
-Sobat Taji berani mengabdi-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Digital Team