Kamis, 30 Maret 2023

Ajeng Kamaratih: Pentingnya ‘Kepo’ Soal Ilmu Pengetahuan

Bahasa jadi medium terpenting dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu, mengembangkan keterampilan berbahasa dan kesukaan pada membaca jadi hal penting yang perlu diterapkan sejak dini.

Dalam episode Bincang Inspiratif kali ini, Tanoto Foundation, dipandu oleh Bayu Oktara, berbincang dengan Ajeng Kamaratih, seorang MC dan content creator, seorang ibu yang menguasai lima bahasa sekaligus. Ajeng membahas tentang pentingnya literasi dan cara mengembangkan pada anak sejak dini.

Minat pada bahasa sejak SMA
Sejak masa sekolah, Ajeng sudah menunjukkan minat tinggi pada bahasa. Mulai dari bangku SMA, keingintahuannya pada bahasa asing mulai muncul. Menurutnya, kemampuan menguasai bahasa asing akan terpakai dalam berbagai pekerjaan di bidang apa pun. Ia pun memilih jurusan bahasa, di mana ia mulai mempelajari bahasa Jerman selama 20 jam tiap minggu selama 1 tahun. Tapi, Ajeng mengaku bahwa bahasa Prancis lah yang membuatnya paling penasaran. Dari situlah, ia mulai belajar bahasa Prancis hingga berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sebelum akhirnya melanjutkan kuliah Sastra Prancis di Universitas Sorbonne Paris.

Menurut Ajeng, kemampuan berbagai bahasa asing sangat membantunya dalam berkarir, baik sebagai pembawa acara maupun content creator. Di media sosialnya, ia kerap memposting video-video lucu dan edukatif tentang bahasa dan budaya Prancis, yang semakin erat dengan kehidupannya sehari-hari terutama setelah menjalani studi dan bekerja di Prancis, serta menikah dengan suaminya yang juga berkebangsaan Prancis.

Mengembangkan literasi anak tanpa gadget
Sebagai peminat bahasa dan seseorang yang berkarir dalam bidang komunikasi, Ajeng sangat menganggap penting literasi bagi sang anak. Walaupun anaknya masih berusia 2 tahun, Ajeng selalu membiasakannya membaca buku, karena menurutnya, buku tetaplah jendela pengetahuan yang utama. Ia sendiri selalu meluangkan waktu untuk membaca buku setidaknya 2 hari dalam seminggu untuk menggantikan sesi nonton TV. Ini karena menurutnya, membaca buku tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tapi juga mengajarkannya untuk berkomitmen.

Menurut Ajeng, rasa kepo pada ilmu pengetahuan perlu ditanamkan sejak kecil, karena kalau bukan kita yang mencari ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tidak akan datang sendiri kepada kita. Tapi, keberadaan gadget dapat menghilangkan rasa keingintahuan tersebut, terutama karena banyaknya informasi yang tidak tersortir sehingga anak mudah hilang fokus dan cepat bosan. Karena umur anaknya yang masih kecil, Ajeng berusaha untuk tidak memberikan akses gadget maupun TV sama sekali agar sang anak terbiasa mencari informasi dan mempelajari hal baru dengan indranya sendiri. Sebagai gantinya, ia terus mendorong kesukaan membaca pada sang anak dengan membacakan berbagai buku bergambar dengan kata-kata sederhana.

Bagi Ajeng, mengembangkan literasi dan kemampuan komunikasi anak dapat dimulai oleh orang tua dengan cara sederhana, yaitu dengan meletakkan gadget yang kita miliki saat berkumpul dengan keluarga. Terutama pada saat makan, keluarga harus bisa menikmati makan sambil mengobrol bersama tentang aktivitas sehari-hari tanpa gangguan luar dari HP, tablet, maupun TV. Tak hanya itu, suami dan istri dapat saling berbagi peran dalam mengembangkan literasi anak di rumah dan orang tua juga bisa membiasakan anak membaca dengan membawa mereka ke toko buku.

Saksikan tayangan lengkap di YouTube Tanoto Foundation: https://www.youtube.com/watch?v=gjCzum0kpZA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments