Kamis, 24 Juni 2021

Selalu SIGAP #5: Pentingnya Stimulasi Bagi Si Kecil Sejak Dalam Kandungan

Sejak masih di dalam kandungan, bayi sudah bisa merespons berbagai rangsangan dari luar. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak saja rangsangan ini dapat membantu terbentuknya hubungan ibu dengan anak, ia pun memengaruhi perkembangannya.

Saat sel-sel otak bayi mulai berkembang, stimulasi membuat bayi mulai belajar menggunakan indranya.

Dalam episode kelima Selalu SIGAP, pembawa acara Andrea Lee berbincang dengan dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG., M.Kes, atau dr. Dara, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, tentang pentingnya memberi stimulasi bagi bayi dalam kandungan.

Episode ini membahas:
  a. Mengapa stimulasi bermanfaat bagi janin
  b. Tahap-tahap stimulasi dalam kandungan
  c. Hal-hal penting untuk diingat

Perkembangan Sebelum Lahir

Dalam masa kehamilan, kebanyakan orang memusatkan perhatian pada kecukupan gizi yang beragam dan seimbang. Namun stimulasi bagi janin dalam kandungan juga penting dilakukan demi kehamilan yang sehat.

Beragam pengalaman yang merangsang indra membantu perkembangan sel-sel otak janin dan ini kemudian berpengaruh pada kemampuannya. Berbagai pengalaman tersebut juga adalah titik awal dari ikatan emosional antara sang janin dan ibunya yang kemudian berlanjut hingga seumur hidup.

Dalam masa-masa awal kehamilan, tak jarang ibu hamil mengelus-elus perutnya walau belum tampak tanda-tanda kehamilan.

Menurut dr. Dara, gestur ini muncul secara alamiah dan kadang tidak disadari oleh sang ibu. “Itu bagus dan merupakan salah satu bentuk stimulasi,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa stimulasi dalam masa kehamilan adalah sesuatu yang sebaiknya membangkitkan mood positif. Ketika misalnya seorang ibu bicara kepada janinnya dengan gembira, kondisi itu akan mengurangi risiko setelah persalinan seperti postpartum depression.

“Kadang pasien saya datang dan suaminya bercanda, ‘Suka ngomong sendiri ini, Dok’. Ya tidak apa-apa, tidak masalah, justru lebih bagus. Dengan dia bicara pada bayi [dia] jadi tidak merasa stres dan mentalnya semakin kuat untuk menjalani kehamilan hingga persainan,” kata dr. Dara.

Merangsang Indra

Menurut dr. Dara, sejalan dengan perkembangan sel-sel otak bayi, stimulasi pun harus disesuaikan dengan setiap trimester.

Pada trimester pertama, ibu hamil mulai dapat merasakan hubungan batin dengan sang janin. Berbicara kepada si kecil dalam kandungan akan membuat sang ibu merasa lebih intim dan ikatan yang hangat dapat timbul dari situ. Membacakan buku atau bicara pada si kecil juga dapat menimbulkan perasaan familier dengan orang tuanya dan mendorong perkembangan kognitif.

“Dalam masa-masa ini, ibu hamil bisa bicara hal-hal yang positif dan sekaligus menjadi sugesti buat dirinya, ‘Kamu baik-baik ya, jangan bikin mama muntah ya’. Hal-hal yang mungkin bagi sebagian orang konyol tapi itu tidak masalah,” kata dr. Dara.

Di minggu kehamilan 18 sampai 24, telinga janin mulai dapat mendeteksi suara. “Di usia ini, janin baru bisa mendengar suara-suara di sekitarnya, contohnya jantung ibu dan pembuluh darah,” ujar dr. Dara.

Seiring dengan pertumbuhan janin, dr. Dara menyarankan agar terapi musik mulai diperkenalkan pada masa kehamilan 24 minggu. Mengingat adanya hasil penelitian yang menyebutkan bahwa musik klasik dapat menstimulasi janin dalam kandungan, dr. Dara mengatakan bahwa ibu hamil dapat memilih jenis musik apa pun sesuai dengan kegemarannya, karena toh tidak semua orang suka musik klasik.

“Jangan sampai dipasang musik klasik dan ibunya malah stres. Kalau suka dangdut, pop, lagu-lagu rohani, silakan saja. Kalau [sang ibu] tenang, hormon stres tidak akan keluar dan aliran darah lancar, itu akan bagus buat bayinya,” ujarnya.

Di trimester ketiga, stimulasi lebih banyak dilakukan dengan sentuhan. Perut ibu yang membesar akan semakin memperlihatkan gerakan-gerakan sang janin dengan lebih jelas. Orang tua disarankan agar sering menyentuh perut ibu hamil dan bicara pada si kecil setiap kali ia bergerak atau menendang, karena dengan begitu janin dapat merasa tenang.

Di masa ini, ibu hamil juga disarankan untuk berolah raga. Menurut dr. Dara, melakukan gerak tubuh secara rutin akan meningkatkan mood dan peredaran darah sang ibu, yang pada akhirnya akan berdampak baik pula bagi si kecil.

“Olah raga merupakan salah satu stimulasi juga, yang orang kadang lupa,” tuturnya. “Tidak harus olah raga tertentu, beres-beres rumah atau merapikan baju anak [juga] tidak  masalah.”

Olah raga yang sebaiknya dilakukan untuk memberikan stimulasi selama kehamilan adalah jalan cepat, jogging atau berenang, yang risikonya tergolong rendah.

Yang Harus Diingat

Sehubungan dengan masa pandemi yang membatasi mobilitas, dr Dara menyebutkan tiga hal penting terkait dengan memberikan stimulasi di rumah.

Pertama, jangan sampai stimulasi membahayakan kehamilan. Jangan lakukan secara berlebihan dan usahakan untuk mengurangi risiko seminim mungkin.

Kedua, pilihlah sesuatu yang digemari sang ibu hamil dalam hal stimulasi suara, entah musik atau membacakan cerita. Sang ibu sebaiknya merasa bahagia dan tenang saat memberikan stimulasi bagi si kecil dalam kandungan.

Yang terakhir, berikan stimulasi secara berkesinambungan. dr. Dara menekankan pentingnya kontinuitas karena ini akan mempengaruhi ikatan batin dengan si kecil.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap pertanyaan seputar stimulasi harus dibicarakan dengan dokter kandungan.

“Di zaman sekarang, dengan semakin gampangnya kita melihat informasi dari media sosial, ada baiknya diskusikan dengan dokter kandungan saat kontrol supaya jangan ada kesalahan,” tutupnya.

Cari tahu lebih lanjut https://bit.ly/PentingnyaStimulasiBagiJanin

Dengarkan di Spotify!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.