Selasa, 9 Juni 2020

Transparansi, Kunci Kemajuan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Balikpapan

Artikel ini ditulis oleh Gunanto, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pada September 2018, saya berkenalan dengan Tanoto Foundation yang merupakan organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, dari info yang dibagi oleh Kementerian Agama. Saya pun mengikuti tes agar madrasah kami menjadi mitra dari Tanoto Foundation dan bersyukur Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU ) Balikpapan, akhirnya menjadi mitra Tanoto Foundation.

Setelah itu, saya mendapatkan pelatihan mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dari Tanoto Foundation. Materi yang disampaikan sangat menarik yaitu bagaimana mengelola lingkungan pendidikan dengan baik, termasuk dengan melibatkan masyarakat. Ternyata, sebagian dari materi pelatihan tersebut sudah dijalankan di madrasah kami.

Saya mulai menjadi Kepala MINU Balikpapan pada 2017 dan hal tersebut menjadi tantangan besar bagi saya. Tidak mudah memulai tugas di sini. Meskipun madrasah ini dirintis sejak tahun 1946, sekitar setahun setelah Indonesia merdeka, namun madrasah ini dipandang tidak istimewa oleh masyarakat Balikpapan.

Sebelum saya menjabat Kepala MINU, madrasah hanya memiliki enam rombongan belajar. Kelas I hingga kelas VI masing-masing terdiri satu kelas. Lalu saya berpikir bagaimana caranya agar madrasah ini lebih diminati oleh masyarakat.

Hal pertama yang saya lakukan memperbaiki prasarana. Target pertama adalah mengecat meja dan kursi, serta membangun parkiran untuk kendaraan guru. Masalahnya waktu kami memulai upaya tersebut, dana madrasah tidak mencukupi.

Lalu saya memberanikan curhat kepada para wali murid mengenai permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas madrasah. Sesi curhat ini merupakan bentuk transparansi bagi kami. Orangtua murid perlu tahu mengenai  permasalahan-permasalahan yang dihadapi madrasah.

Sesi curhat tersebut di luar dugaan saya mendapatkan sambutan positif dari orangtua murid. Sumbangan cat, semen, pasir, dan material bangunan lainnya berdatangan. Program pengecatan meja dan kursi, serta pembangunan tempat parkir kendaraan bisa selesai dengan cepat. Ternyata curhat mengenai masalah madrasah bisa menjadi solusi bagi kami.

Langkah pertama yang saya lakukan di MINU ternyata sejalan dengan materi dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah dari Tanoto Foundation. Saya pun semakin bersemangat untuk melibatkan masyarakat. Berawal dari perbaikan meja-kursi dan pembangunan tempat parkir, program lainnya menyusul seperti perbaikan taman, penghijauan, peningkatan literasi, dan lainnya.

Transparansi terus kami jalankan. Setiap bulan kami melakukan pertemuan dengan orangtua murid dan saling berbagi mengenai permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi bersama. Selain transparan mengenai permasalahan dan tantangan di madrasah, kami juga transparan mengenai keuangan sekolah.

Jadi orangtua murid mendukung dengan ringan hati. Kemajuan yang telah kami raih menumbuhkan kepercayaan pada masyarakat. Hal tersebut terlihat dari jumlah murid yang mendaftar. Mulai 2018, setiap tahun kami menerima tiga rombongan belajar per angkatan, dari sebelumnya hanya satu.

Selain jumlah murid yang meningkat, prestasi sekolah juga meningkat. Murid-murid kami memenangkan berbagai lomba mulai dari Kompetisi  Sains Madrasah, Festival Anak Soleh, hingga perlombaan olahraga.

Murid-murid kami sering mewakili Kota Balikpapan untuk maju perlombaan ke tingkat provinsi. Prestasi-prestasi tersebut tak membuat kami berpuas diri. Kami ingin terus meningkatkannya untuk membayar kepercayaan orangtua dan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.