Meningkatkan kemampuan Membaca Di Pedesaan

Kemampuan membaca siswa di Indonesia ternyata masih rendah. Menurut penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 menyebutkan bahwa hanya 6,06% siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan baik. Lalu 47,11% memiliki kemampuan sedang dan 46,83% memiliki kemampuan kurang dalam membaca. Masih rendahnya kemampuan membaca siswa Indonesia menjadi tantangan yang harus diselesaikan bersama.
Tanoto Foundation berperan aktif untuk meningkatkan kemampuan literasi di Indonesia, khususnya untuk anak-anak sekolah dasar di daerah pedesaan melalui program Pelita Pustaka. Pada tanggal 25-27 April 2017 Tanoto Foundation mengadakan pelatihan Pelita Pustaka di SDN 01 Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Kegiatan ini diikuti oleh 30 guru dari lima sekolah dasar di wilayah kecamatan Sungai Sembilan dengantajuk: Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. Dalam pelatihan ini para guru diajak mengevaluasi permasalahan kemampuan membaca para siswa sekolah dasar. Setelah itu para guru mendapat materi tips mengajar membaca yang efektif kepada para siswa dan bagaimana memonitor perkembangannya.
Salah satu cara untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap bahan bacaan adalah dengan cara tanya jawab. Namun, tanya jawab harus dilakukan dengan cara menyenangkan. Contohnya menggunakan kubus pertanyaan. Hal ini akan membuat suasana belajar menyenangkan dan siswa bisa memahami bacaan dengan lebih mudah.
Memahami bacaan adalah pijakan awal memasuki fase selanjutnya yaitu menjadi pembaca mahir. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dikuasai untuk menjadi pembaca mahir yaitu:
- Kemampuan memahami apa yang tersurat dalam bacaan.
- Kemampuan memahami apa yang tersirat dalam bacaan.
- Kemampuan menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimiliki pembaca dengan teks yang dibaca.
“Selama ini ternyata ada yang kurang tepat di sekolah kami. Kemampuan membaca siswa tidak merata, sehingga ada anak yang berkembang dengan baik, tapi ada juga yang perkembangannya lambat. Setelah mengikuti pelatihan Pelita Pustaka, kami jadi tahu ternyata ada kubus pertanyaan untuk membuat murid lebih paham apa yang dibacanya,”
Susanto, guru SDN 04 Lubuk Gaung.
Pelatihan ini tidak berakhir di ruang kelas. Pada akhir bagian pelatihan, para peserta membuat perencanaan program pengembangan kemampuan membaca di sekolah masing-masing (seperti infografis di bawah). Inisiatif mereka, adalah sebuah harapan baru tumbuhnya budaya baca di Indonesia.
Tinggalkan Balasan