Jumat, 25 September 2015

Berawal dari Terpaksa, Tumbuh Menjadi Cinta (Bagian 2)

Tri Harjanti mengajar para murid dengan cara efektif namun menyenangkan.


Perjalanan karier Tri Harjanti mulai menemui titik terang saat pemerintah mulai membangun gedung sekolah pada 1998. Setelah gedung sekolah diresmikan, Tri diminta untuk menjadi pengajar tetap di sekolah yang kemudian bernama SDN 201/VII Pinang Belai.

Untuk menunjang pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar, Tri mendapat beasiswa dari Kementerian Transmigrasi untuk meneruskan pendidikannya ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Jambi. Berbekal Diploma yang didapatkan, beliau menerapkan ilmunya dalam proses pembelajaran siswa di SDN 201/VII.

(Baca: Beasiswa Guru Tanoto Foundation)

Pada 2010, Tanoto Foundation memulai programnya di Kabupaten Tebo dan SDN 201/VII Pinang Belai menjadi salah satu mitranya. Sebagai mitra, guru-guru sekolah tersebut mendapat pelatihan melalui program Pelita Pendidikan, yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Ternyata, pelatihan ini memberikan perspektif baru bagi Tri.

“Seandainya dari dulu saya tahu ada metode belajar aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan seperti yang diajarkan oleh Tanoto Foundation, tentu saya dengan senang hati menerapkannya. Metode ini membuat saya lebih menikmati dalam mengajar dan anak pun tidak mudah bosan,” kata Tri.

(Baca: Daftar Beasiswa Non-Ikatan Dinas)

Mendapat pengetahuan baru dalam mendidik murid membangkitkan gairah dan semangat baru bagi Tri. Ia semakin haus akan ilmu mengajar. Dimanapun Tanoto Foundation mengadakan pelatihan, ia selalu menyempatkan untuk hadir. Meskipun kadang jarak puluhan kilometer yang harus ia tempuh.

“Pernah saya harus jalan kaki sejauh lima kilometer untuk mengikuti pelatihan dari Tanoto Foundation,” kenang Tri. “Jalan yang kami lewati sangat buruk kondisinya sehingga mobil kami mengalami kerusakan. Saya turun dari kendaraan dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Kalau hanya kendala-kendala semacam ini, bukan masalah bagi saya. Kalaupun harus jalan kaki puluhan kilometer, asalkan bisa mengikuti pelatihan, saya senang menjalaninya.”

(Baca: Beasiswa Ikatan Dinas)

Selain mengajar murid SDN 201/VII Pinang Belai, Tri juga menjadi fasilitator lokal program Pelita Pendidikan. “Dengan menjadi fasilitator, saya jadi lebih mengerti kebutuhan rekan-rekan guru di lapangan dan mencoba mendukung mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang saya dapatkan dari berbagai pelatihan Tanoto Foundation.”

Kecintaan Tri terhadap dunia pendidikan terus tumbuh. Semangat belajarnya seolah tak pernah padam. Setelah memperoleh gelar sarjana dari Universitas Terbuka pada 2010, ia kini masih berharap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Ia juga berencana untuk tetap tinggal di Tebo bersama keluarganya dan terus menyebarkan ilmunya kepada lebih banyak murid maupun guru di daerah tersebut.

Catatan Editor: Artikel diatas merupakan kelanjutan cerita Tri Harjanti sebagai guru sekolah mitra Tanoto Foundation di Jambi. Bagian pertama dari cerita ini telah diunggah di situs ini pada tanggal 19 September 2015.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments