#PelitaPendidikan,

#TanotoEducation,

#TanotoFoundation,

blog

Selasa, 17 Oktober 2017

Metode Membaca Mandiri Pada Kelas Tinggi

Apa yang terlintas di pikiran kita, ketika mendengar kata “membaca”? Buku, kata, atau tanda baca? Tanoto Foundation melalui Program Pelita Pustaka membuat penyegaran dalam kegiatan membaca, di samping berusaha meningkatkan budaya baca dengan metode yang tidak biasa,  Pelita Pustaka juga mencoba merangsang kreativitas anak-anak. Kegiatan membaca tidak lagi indentik dengan kegiatan duduk diam, lalu menyimpan kembali buku pada rak dengan rapi. Namun, Pelita Pustaka telah menyulapnya menjadi kegiatan yang lebih aktif, yaitu dibarengi dengan kegiatan menggambar dan mewarnai. Bagaimana Program Pelita melakukannya?

Membaca Mandiri adalah kegiatan membaca sendiri-sendiri. Guru tidak lagi membacakan isi buku kepada anak-anak sebagaimana yang dilakukan terhadap kelas rendah. Membaca Mandiri diterapkan pada kelas tinggi, yaitu; kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 Sekolah Dasar. Guru memberikan kebebasan terhadap anak untuk memilih buku sesuai kegemaran dan kemampuan membacanya. Guru akan membimbing dan mengobservasi kemampuan membaca anak. Guru memperhatikan, sekiranya dalam membaca anak mengalami lebih dari 5 kesalahan, maka dapat disimpulkan bahwa buku tersebut belum sesuai dengan kemampuannya, langkah selanjutnya guru akan membantu anak untuk menemukan buku mana yang sesuai dengan kemampuannya, begitu pula sebaliknya jika dalam membaca buku, anak tidak menemukan kesulitan sama sekali, maka guru akan mengarahkan anak pada buku yang lebih tinggi lagi tingkatannya. Sehingga anak-anak akan membaca buku sesuai pada tatarannya dan terpacu untuk meningkatkan kemampaun membaca.  Pada Metode Membaca Mandiri, ada beberapa teknik yang digunakan untuk memahami isi bacaan, yaitu; Piramida cerita, Poster Buku, dan bedah buku.

 

Piramida Cerita

https://www.facebook.com/marlina.nina.31/posts/780591578778771

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=644020239137357&set=basw.AbrX3P5Lqbp_x3C0EaYrnMkT7XwJQKITi0t0y2mDUwJqtzXA0TVSRXyxboNqcdSyuaIfQmd7XUs-rxdVm8M8CDH8HewaGSPMaMrzdhFc8-NlydMfZi5AOFT-5SOycxE4O0KAXgwwPz3LM2EIZYZ3Mo8-.644020239137357.318785401925003.1514276368642374.1444666042255599.1571029676496326.1265225030242309&type=1&opaqueCursor=AbrioUeIo_kOsSU2Rc-j74BIcppaoHgITjdSwuCStusL8fV9K-W7Utz5Ob7nX12ySQ3jnCNpvoEh9tybKvbfyPH6_TJS9CpcxJUsfEniBLVp58kWiLj7OC2gPcuqf94qtag7_u8IRFtWvIMdkWXlg6i1yUwgGVGL0J6h2G4l4VBxr-ZGPB2CAdr-341l7xG0aAmV2wxHKmZFNG1uQopO8fUgFMFZTq-KQwTC1qvNZsAn8LoB2fKpryzw5m_WW4GrJiyloBDCww3_7EtH9vhjSmLmHIh14mwm686sALygS9X6u4vbq1L8DcqKcfzr-iAK-agWxjkZcJymFVgcDDbZAN2Bi-YOx27fgnoujhvXhh6F4adj8GlRhKcT8rXkJqiiM78L9yPHd2b9q2UOmlr1kp6DJd1l4Ry84bXVkfhA4ia1H-nGzEkTan0XCbeVHcwNZa5dZ4lRMKHCTjvuFe1W_qOLtymjB-XAooApw_Qs3sXf9feXPgPyW1_LYh_BdBX1qv7OszdJiUAjHfAjkBVPOUzSLIAxgugom7PKN916PdZJ70ERw2hLZaBSqgiXzfn4bL9LrRyohNz_EXSUajJDZIDKM8nYEMaGOv01fJnygUa6FephkXc3f1m4c38NUNAm1-hXkOl3BrDKWJTdmEy5W6c_lKpnNVuskv6-DiIetQ3IUK-7GXY1zRJf2B_xUzDzxth0uRFOFgkI1B8AvIOf07tbyjlOlR-y5U2Bv4MGPY_LSQDVspJt2gkwSHZkVJuiaWgwB0eYW_TPfVdblJvvFeVw&theater

 

Piramida cerita memerintahkan anak-anak untuk memetakan cerita menjadi tiga bagian, yaitu: alur awal berisi tentang pembukaan, alur tengah mengenai isi cerita dan alur akhir yang memuat konklusi. Anak-anak harus memahami tentang ketiga bagian itu yang terdapat dalam suatu buku bacaan. Lalu, anak-anak menungkan ketiga bagian tersebut ke dalam Piramida Baca. Anak-anak menceritakan kembali apa yang mereka temukan dari buku bacaan tersebut tanpa terpaku pada buku bacaan lagi, melainkan anak-anak telah bercerita dengan dipandu oleh Piramida Baca. Anak-anak menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasa dan pemahaman mereka sendiri, dengan kata lain Piramida Baca membantu anak memahami buku bacaan secara keseluruhan. Anak-anak memanfaatkan kertas karton untuk membuat Piramida Baca.

 

 

Anak-anak diajak untuk menyalin gambar pada sampul dari sebuah buku bacaan dan merepresentasikannya menjadi sebuah poster yang menarik. Membuat Poster Baca bertujuan untuk mempromosikan buku yang telah mereka baca kepada anak-anak lainnya, anak-anak dilatih untuk menyebarkan semangat membaca kepada teman-temannya dengan merekomendasikan buku yang telah Ia baca. Selain itu, juga dapat bertujuan untuk membuat prakarya yang terintegrasi dalam usaha melatih keterampilan anak-anak.

 

 

Bedah buku adalah kegiatan membuat karya dengan media karton. Hal-hal yang ditampilkan adalah terkait judul buku, penggarang, penerbit buku hingga ringkasan buku bacaan tersebut. Bedah buku juga menyertakan penilian dari anak-anak dengan menggunakan simbol seperti bintang. Misalnya, jika anak merasa buku tersebut bagus maka Ia akan membubuhkan 5 bintang pada buku bacaan tersebut. Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok membedah buku bacaan yang berbeda dengan kelompok lainnya, lalu memaparkan hasil bedah buku tersebut kepada kelompok lainnya.

 

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1251737118196754&set=pcb.1251737994863333&type=3&theater

 

Teknik memahami buku bacaan yang digunakan dalam Metode Membaca Mandiri cenderung dilakukan  secara berkelompok. Anak-anak bekerja sama dalam memahami buku bacaan. Anak-anak menyempurnakan pemahaman mereka dengan cara saling mendiskusikan pemahamannya, lalu hasil akhir perembukan mereka ditungakan kembali ke dalam bentuk Piramida Baca, Poster Buku atau Bedah Buku. Kegiatan membaca menjadi lebih variatif dan menyenangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Digital Team