Selasa, 15 Mei 2018

Gunakan Peralatan Kebersihan Sekolah untuk Belajar Pesawat Sederhana

Pembelajaran IPA perlu diajarkan secara bervariasi, agar siswa terus termotivasi dalam belajar. Prinsip itulah yang membuat Ibu Putri Flamonia, guru kelas V SD Global Andalan Estetate Ukui, mengajak siswanya belajar IPA tentang penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan dengan praktik menggunakan alat-alat kebersihan yang dimiliki sekolah. “Saya menggunakan gerobak, linggis, sekop, dan sapu garuk dalam pembelajaran IPA kali ini agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,” jelas Ibu Putri (6/2/2018).

Di awal pembelajaran agar siswa siap untuk belajar, guru memberikan persepsi mengenai penggunaaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

“Siapa yang pernah membersihkansampah di rumah atau di sekolah? “Saya bu…,” jawab beberapa siswa.
Kalau kalian ingin mengangkut sampah ke tempat yang jauh, lebih mudah menggunakan ember atau gerobak?” “Menggunakan gerobak bu?” jawab salah seorang siswa.
“Mengapa?” “Karena ada rodanya tinggal di dorong,” jawab salah seorang siswa.
“Bagus. Gerobak adalah salah satu jenis pesawat sederhana. Hari ini kita akan belajar tentang penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan. Siap anak-anak.” Siap bu…,” jawab siswa semangat.
“Sekarang coba kamu ke depan menyapu lantai di kelas ini dengan sapu ini?” pinta guru kepada salah seorang siswa. Siswa tersebut tampak menggunakan sapu dengan kedua tangannya yang diperhatikan oleh teman-temannya.
“Menurut kamu, mana yang terasa lebih cepat lelah, tangan yang memegang ujung atas batang sapu atau tangan yang memegang batang tengah sapu?” “Yang di tengah bu,” jawab siswa itu sambil menunjukkan tangannya.
“Ya karena titik tumpu sapu ini atau titik yang membantu meringankan beban berada di tengah gagangnya sehingga ketika dipegang tangan kalian menjadi terasa lebih cepat lelah. Titik bebannya sendiri ada di rambut sapu atau sampah yang disapu. Sedangkan titik kuasanya atau tenaga yang diberikan untuk mengangkat beban ada di ujung sapunya,” kata guru memberi penjelasan kepada siswa.

Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan tentang pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan penggolongan tuas serta contoh-contohnya. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, membagikan beberapa kartu tempel yang bertuliskan titik tumpu, kuasa, dan beban, serta memberi pengarahan terkait kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.

“Kalian akan melakukan pengamatan peralatan kebersihan yang ada di kebun belakang sekolah. Cari alat yang menggunakan prinsip pesawat sederhana seperti gerobak, linggis, sekop, dan sapu garuk. Apakah itu termasuk tuas golongan pertama, kedua, atau ketiga? Lalu tempelkan kartu tempel yang bertuliskan tuas, kuasa, dan titik tumpu pada alat tersebut,” kata guru memberi penjelasan kepada siswa.


Siswa yang sudah dibentuk berkelompok dengan anggota 3-4 siswa itu, langsung mengidentifikasi peralatan kebersihan yang ada di kebun belakang sekolah. Siswa mementukan letak beban, kuasa dan titik tumpunya. Kemudian menempelkan kartu tempel pada titik-titik di peralatan kebersihan tersebut. Sebelum menempelkan kartu tempel pada beberapa alat kebersihan yang menggunakan prinsip pesawat sederhana, siswa tampak berdiskusi dulu dengan temannya.


Siswa juga tampak bekerja sama mencatat hasil pengamatannya dengan mempraktikkan langsung cara penggunaan alat-alat kebersihan tersebut sesuai prinsip kerja pesawat sederhana. Mereka membuat dan mengisi tabel pengamatan jenis tuas dan penggolongannya. Peran guru terlihat lebih banyak mendampingi siswa yang sedang bekerja di kelompok. Setelah selesai melakukan pengamtan, siswa secara berkelompok kembali ke kelas.


Di kelas, guru meminta siswa untuk membuat laporan pengamatan secara berkelompok dan membuat kesimpulan dengan menemukan jenis tuas golongan pertama. Para siswa tampak tidak menemukan kesulitan untuk mengerjakan laporan. Sekitar lima belas menit, mereka sudah membuat laporan, menemukan jenis tuas pesawat sederhana golongan pertama, dan mempercantik laporan mereka.

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil laporannya. “Tujuan pengamatan kami adalah menemukan jenis tuas dari pesawat sederhana dan contohnya. Nama alat yang kami amati adalah gerobak termasuk golongan tuas kedua karena titik bebannya berada di tengah, sekop termasuk golongan tuas ketiga karena yang di tengah adalah titik kuasa, linggis termasuk golongan tuas pertama karena titik tumpunya berada di tengah antara beban dan kuasa, dan sapu garuk termasuk golongan tuas ketiga karena titik kuasa ada di tengah. Kesimpulannya, linggis adalah jenis tuas golongan pertama,” kata salah seorang siswa dalam presentasinya yang mendapat tepuk tangan meriah dari teman-temannya.

Menurut Ibu Putri, melalui pelatihan yang diperolehnya dari program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, membuat dia memiliki banyak ide membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif. “Pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan bagi siswa. Saya belajar dari Tanoto Foundation bahwa dengan belajar praktik langsung siswa menjadi lebih mudah memahami materi pesawat sederhana sehingga belajar lebih bermakna,” tukasnya. Untuk perbaikan ke depan, dalam membuat laporan, menurut Ibu Putri, sebaiknya dilakukan secara individu agar guru dapat mengetahui pemahaman setiap siswa. (Anw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments