Jumat, 5 Januari 2018

Cara Tanoto Scholar Mempromosikan Budaya Indonesia

Agata Ayu Gita mungkin hanya seorang gadis 21 tahun pada umumnya, yang tengah sibuk dengan kegiatan kuliahnya di Fakultas Teknik Industri, Universitas Indonesia, Depok. Namun, gadis yang akan segera meraih gelar sarjanannya ini, sudah memiliki rencana untuk menggabungkan semua pengetahuan yang dia dapatkan selama mengenyam bangku kuliah, dengan minatnya dalam kesenian dan kebudayaan Indonesia, selepas lulus kuliah nanti.

“Kegiatan saya saat ini adalah sedang berkuliah di teknik industri. Apa yang saya pelajari sangat ilmiah dan berbasis manajemen. Namun di sisi lain saya sangat ingin berkontribusi untuk memperkenalkan Indonesia beserta budayanya keseluruh dunia,” ujar gadis yang akrab di sapa Gita ini,

“Jadi saya memiliki rencana untuk mengelola dan membantu orang yang tengah memulai bisnis mereka sendiri, yang berkaitan dengan seni dan kebudayaan Indonesia yang saya cintai,” kata Gita.

Gita adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang sedang berjuang meraih gelar sarjana dan berstatus sebagai penerima beasiswa pendidikan yang diberikan oleh Tanoto Foundation.

Dia juga turut hadir dalam acara Tanoto Scholars Gathering 2017, yang baru-baru ini diadakan di wilayah komplek perusahaan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), di Pangkalan Kerinci, Riau.

“Sebelum kamu memutuskan untuk bergabung dan mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation, kamu terlebih dulu harus paham nilai-nilai yang menjadi prinsip utama di Tanoto Foundation,” kata Gita.

“Dengan menjadi bagian dari Tanoto Foundation, kamu sama halnya seperti bergabung dengan komunitas besar yang memiliki visi untuk memerangi kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia, melalui upaya pemberdayaan, pendidikan dan peningkatan,” Gita melanjutkan.

Gita pun menceritakan bagaimana awal mulanya ia mendaftar beasiswa Tanoto Foundation. Ketika memasuki tahun kedua kuliahnya, Gita mencari banyak informasi mengenai berbagai macam jenis beasiswa, untuk ia jadikan bahan pertimbangan beasiswa mana yang nantinya akan di lamar.

“Saya melihat beberapa jenis beasiswa, namun saya langsung tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh Tanoto Foundation sejak awal,” ujar Gita.

“Saya melihat bahwa Tanoto Foundation memiliki banyak sekali program pemberdayaan. Contohnya seperti salah satu perusahaan mitranya, RAPP, yang memberikann pelatihan bagi para pengrajin batik sebagai bagian dari program pengembangan masyarakatnya. Menurut saya ini sangat bagus, karena mereka membantu masyarakat sekitar untuk lebih maju dengan mengutamakan unsur kebudayaan, yaitu batik. Dan industri batik sendiri memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi, yang bagus untuk sarana penghidupan,” Gita menjelaskan.

“Saya menyadari bahwa Tanoto Foundation melakukan apa yang ingin saya lakukan, kami memiliki tujuan yang sama, yaitu bekerja sama dengan banyak orang untuk mempromosikan budaya Indonesia secara bersamaan,” katanya.

Pada dasarnya, Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat digemari oleh Gita. Ia bahkan pernah berpartisipasi dalam ajang kompetisi Putri Batik Nusantara di tahun 2016.

Gita pun sangat berterimakasih kepada Tanoto Foundation karena telah mendukung Gita untuk mengikuti ajang kompetisi Putri Batik Nusantara. Tanoto Foundation memberikan bantuan dana untuk persiapan Gita mengikuti kontes tersebut.

“Karena ini adalah kontes yang sangat tepat untuk mempromosikan batik nasional, dan saya pikir melalui kontes ini lah saya bisa mewujudkan mimpi saya,” lanjut Gita.;

View this post on Instagram

(1/3) Selamat hari kartini, hari yang mengingatkan bahwa tiap wanita berhak dan mampu meraih apa yang ia cita-citakan. Begitu juga saya, yang sejak kecil sangat menyukai tembang jawa dan campur sari. Saat itu, walau masih sedang belajar, saya dapat menembang suatu alunan klasik yang menceritakan seorang istri yang sedih, yang sedang dilupakan oleh suaminya. Biasanya saat membatik, perempuan jawa bersenandung dan terus mengutarakan perasaannya dalam tiap goresan canting. Batik Truntum Gurdo, yang tergantung, bermakna cinta yang tumbuh kembali dan diperlengkapi motif garuda yang mengisyaratkan kegagahan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai rintangan. Dalam suka duka hidup, dukungan diperlukan terlebih dari orang tua yang dilambangkan di Batik Sido Wirasat yang dipakai, motif tersebut mengisyaratkan harapan agar keluarga pengantin dan mempelai berdua dapat hidup rukun serta menemukan titik terang dalam setiap permasalahan yang ada.

A post shared by Agata Ayu Gita (@agataayugita) on

Gita pun berhasil memenangkan kompetisi bakat ini, dengan menampilkan keahliannya dalam  bernyanyi. Ia menyanyikan lagu tradisional asal Jawa, yang merupakan lagu khas Indonesia kesukaannya.

“Jadi bisa saya katakan bahwa Tanoto Foundation tidak hanya mendukung para pelajar atau mahasiswa Indonesia dalam hal pendidikannya saja, tapi juga medukung mereka dalam meraih mimpi di masa depan,” ucap Gita.

“Tentunya ini sangat bagus sekali. Saya masih ingat ketika saya sedang menjalani proses wawancara (salah satu bagian dari seleksi untuk mendapatkan beasiswa), saya menjelaskan apa saja yang memiliki arti penting dalam hidup saya kepada pewawancara. Dan saya mengatakan, “inilah tujuan saya, dan dukungan yang anda berikan akan sangat berarti bagi saya.

“Dan dengan bergabung dengan Tanoto Foundation, memungkinkan saya untuk pergi ke tempat yang ingin saya kunjungi. Oleh karena itu saya sangat bersyukur,” tutup Gita.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments