Senin, 16 Oktober 2017

Jagoan Pengelola Sampah dari Pangkalan Kerinci

Kamis pagi menjadi hari yang berbeda di Sekolah Dasar Swasta (SDS) Global Andalan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Saat datang ke sekolah, semua murid membawa sampah plastik. Ada yang membawa botol plastik bekas air mineral hingga bungkus deterjen.

Kebiasaan membawa sampah plastik di hari Kamis  ini dimulai pada Agustus 2017, saat sekolah mulai membuat bank sampah. Saat diperkenalkan, murid-murid segera memahami bagaimana sistem bank sampah ini bekerja. Mereka mengerti sampah jenis apa saja yang bisa dibuang ke tempat sampah dan sampah jenis apa yang bisa dipilah dan dikumpulkan.

Tak hanya membiasakan memilah sampah di sekolah, murid juga diminta memilah sampah di rumah yang nantinya akan dibawa ke sekolah. Cara ini diharapkan bisa menularkan kebiasaan pengelolaan sampah secara bijak di lingkungan tempat tinggal.

Bank sampah di SDS Global Andalan berdiri setelah ada nota kesepahaman antara SDS Global Andalan dan Bank Sampah Permata Bunda Pangkalan Kerinci. Bank Sampah Permata Bunda merupakan wadah pengelolaan sampah yang dimotori oleh ibu-ibu di lingkungan Perumahan Permata Andalan dan sekitarnya. Melalui kreativitasnya, ibu-ibu ini memanfaatkan barang bekas menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomi.

Setelah adanya kerja sama tersebut, guru dan murid SDS Global Andalan mengikuti pelatihan pengelolaan bank sampah yang diadakan oleh Bank Sampah Permata Bunda. Kini mereka mampu mengelola sampah sendiri di lingkungan sekolah.

Sampah di sekolah dikumpulkan per kelas dan dilakukan pendataan oleh masing-masing kelas. Setelah itu, Bank Sampah Permata Bunda akan membeli sampah yang dikumpulkan oleh siswa, dihitung per kelas.

Hasil penjualan sampah tersebut dikembalikan ke masing-masing kelas untuk memenuhi keperluan mereka sendiri, seperti pembelian tanaman atau hiasan di dalam kelas.

“Kehadiran bank sampah bisa mengubah perilaku murid menjadi lebih peduli lingkungan. Adanya bank sampah juga merupakan salah satu persiapan kami menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi pada 2018,” kata Renawati, guru kelas IV SDS Global Andalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments